(IslamToday ID)—Laporan penilaian intelijen AS mengatakan Iran tidak mengejar senjata nuklir saat ini tetapi telah meningkatkan kegiatan yang dapat membantu mengembangkannya.
Penilaian dari Kantor Direktur Intelijen Nasional itu dirilis Senin (10/7/2023) dan melaporakan bahwa Iran meningkatkan kapasitasnya untuk memproduksi bom atom sejak 2020 tetapi sejauh ini telah berhenti.
Temuan ini sesuai dengan penilaian AS sebelumnya tentang program nuklir Iran, meskipun banyak orang di Kongres dan di tempat lain skeptis terhadap hal itu.
Pemerintahan Biden telah membela keinginannya untuk kembali ke kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran sejak pertama kali menjabat.
Untuk diketahui, kesepakatan nuklir tersebut dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau JCPOA.
Upaya itu menjadi rumit dalam beberapa bulan terakhir dengan penangguhan kepala negosiatornya, Rob Malley karena kesalahan informasi.
“Iran saat ini tidak melakukan kegiatan pengembangan senjata nuklir utama yang diperlukan untuk menghasilkan perangkat nuklir yang dapat diuji,” ungkap menurut sinopsis dua halaman yang tidak dirahasiakan dari laporan tersebut, sepertu dilansir dari AP News, Selasa (11/7/2023)
Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa Iran juga mengejar kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan membawanya lebih dekat untuk memproduksi bahan fisil yang diperlukan dalam menyelesaikan perangkat nuklir.
Dalam hal itu, Iran terus melanggar ketentuan perjanjian nuklir 2015 tentang pengayaan uranium yang disetujui dengan kekuatan dunia.
Lebih lanjut, pemerintahan Trump menarik diri dari perjanjian itu pada 2018.
“Iran terus meningkatkan ukuran dan tingkat pengayaan cadangan uraniumnya di luar batas JCPOA,” ungkap laporan itu.
Selain itu, dialporkan juga bahwa Iran terus melampaui batasan JCPOA pada penelitian dan pengembangan sentrifugal canggih.
Temuan ini umumnya didukung oleh inspeksi dari pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional.
Selain temuan nuklir, laporan intelijen AS mengatakan bahwa program rudal balistik Iran terus menjadi ancaman signifikan bagi negara-negara di sekitar Timur Tengah.
“Iran telah menekankan peningkatan akurasi, mematikan, dan keandalan misilnya,” ungkapnya.[Res)