(IslamToday ID)—Kantor berita DPA Jerman melaporkan bahwa UE dapat mempertimbangkan untuk memindahkan program pelatihan bagi pasukan Kiev ke wilayah Ukraina di masa depan.
Laporan itu juga menjelaskan bahwa Brussel juga mungkin setuju untuk menyalurkan miliaran euro lagi untuk mendukung militer Ukraina di tahun-tahun mendatang.
Dalam sebuah laporan pada hari Kamis (20/7/2023), DPA mengklaim bahwa diplomat top Josep Borrell siap mengusulkan perpanjangan program pelatihan yang ada untuk militer Ukraina selama pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussel di kemudian hari.
Menurut outlet media, yang mengklaim telah melihat dokumen yang mencantumkan proposal Borrell, “ketika keadaan memungkinkan, relokasi bertahap dari kegiatan pelatihan ke Ukraina bahkan dapat dipertimbangkan.”
“Skenario ini bisa terwujud jika dan ketika ada gencatan senjata antara Kiev dan Moskow,” klaim kantor berita Jerman, seperti dilansir dari RT, Kamis (20/7/2023).
Logika yang dilaporkan di balik gagasan tersebut adalah bahwa hal itu dapat bertindak sebagai pencegah terhadap serangan Rusia di masa depan, karena anggota layanan dari negara-negara UE juga akan ditempatkan di Ukraina.
Selain itu, Borrell dilaporkan berencana untuk meminta negara-negara anggota membayar lebih banyak pengiriman senjata ke Kiev, termasuk jet tempur modern.
Menurut DPA, Borrell menginginkan sekitar €5 miliar ($5,6 miliar) dialokasikan untuk tujuan ini setiap tahun antara 2024 dan 2027. Uang tersebut seharusnya berasal dari Fasilitas Perdamaian UE (EPF).
Di antara proposal lain yang dilaporkan akan dibuat oleh Borrell pada hari Kamis adalah menetapkan target pelatihan kuantitatif dan kualitatif baru untuk negara-negara UE.
DPA mencatat bahwa blok tersebut awalnya berjanji untuk melatih 30.000 anggota layanan Ukraina, dengan 25.000 tentara telah menyelesaikan kursus mereka atau akan segera selesai.
Menurut outlet Jerman, diplomat itu juga ingin melihat kerja sama yang lebih erat antara Ukraina dan UE dalam hal produksi senjata dan pembagian intelijen.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto memperjelas pada hari Rabu (19/7/2023) bahwa Budapest akan memblokir tahap baru bantuan militer Uni Eropa senilai €500 juta untuk Ukraina kecuali jika Kiev menghapus bank Hongaria dari daftar “sponsor perang”.
Otoritas Ukraina menambahkan penunjukan ke bank OTP pada bulan Mei atas dugaan operasinya di Rusia.
Rusia secara konsisten berpendapat bahwa dukungan Barat untuk Ukraina hanya akan memperpanjang pertumpahan darah.(res)