(IslamToday ID)— Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian telah mengirim surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan mendesaknya untuk mengambil tindakan cepat untuk mencegah penodaan Alquran berulang kali di Swedia,.
Pada hari Rabu (19/7/2023), polisi Swedia mengeluarkan izin untuk membakar salinan Alquran di depan kedutaan Irak di Stockholm.
Rabu hingga Kamis, ratusan warga negara Irak menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad dan membakarnya sebagai bentuk protes. Kemudian pada hari itu, aksi yang dijadwalkan berlangsung di Stockholm.
Para pengunjuk rasa tidak membakar Al-Qur’an seperti yang direncanakan, tetapi salah satu dari mereka menginjak-injaknya.
“Saya meminta Yang Mulia untuk segera mengutuk tindakan ini, mengambil tindakan yang diperlukan secepatnya untuk mencegah pengulangan dan implikasi berbahaya dari perluasan dan kegigihan fenomena yang menghina dan provokatif ini,” ungkap Amirabdollahian dalam surat tersebut.
Lebih lanjut, dia juga meminta Yang Mulia untuk meminta negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa menangani secara tegas para orkestra dan pelaku tindakan ini.
“Tindakan penodaan Alquran lebih lanjut “dengan kedok kebebasan berbicara” adalah penghinaan terbuka terhadap komunitas Muslim dan provokasi bagi berbagai kelompok yang mempromosikan Islamofobia dan ekstremisme,” ungkapnya.
Dia juga menambhakan bahwa mengeluarkan izin untuk menodai Alquran atau kitab suci lainnya akan memiliki konsekuensi yang tidak dapat diubah, termasuk penyebaran kebencian, kekerasan, dan xenofobia, yang mengancam hidup berdampingan secara damai dari para penganut agama yang berbeda.
Amirabdollahian juga mengatakan bahwa sikap Swedia terhadap tindakan penodaan Al-Qur’an yang berulang kali “tidak bertanggung jawab” dan bahwa Iran siap mengambil tindakan terkoordinasi untuk mencegah tindakan semacam itu terjadi di masa mendatang.
Pada tanggal 28 Juni, hari pertama hari raya Idul Adha, sebuah protes terjadi di luar masjid utama Stockholm di mana sebuah Alquran dibakar.
Polisi Swedia mengizinkan demonstrasi tersebut. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan otorisasi itu sah tetapi tidak pantas.
Demonstrasi serupa terjadi di Swedia pada bulan Januari, ketika politisi sayap kanan Denmark Rasmus Paludan membakar kitab suci umat Islam di depan kedutaan Turki.(res)