(IslamToday ID)—Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan bahwa pembakaran Al-Qur’an oleh aktivis anti-Islam adalah tindakan destruktif yang merusak keamanan nasional Swedia.
Dalam tulisannya di Facebook, Kristersson mendesak masyarakat untuk memahami bahwa situasinya “sangat serius.”
“Peristiwa destruktif terbaru – khususnya, berbagai insiden pembakaran demonstratif – telah meningkatkan risiko bagi Swedia,” tulisnya, seperti dilansir dari RT, Jumat (28/7/2023)
Perdana menteri mengatakan bahwa menurut penilaian polisi Swedia, “kami telah beralih dari apa yang disebut sebagai target yang sah untuk serangan teroris menjadi target prioritas.”
Dia memperingatkan bahwa Swedia juga dalam bahaya menjadi “pion dalam permainan yang dimainkan oleh kekuatan luar,”
Pada hari Rabu (26/7/2023), kepala komunikasi Badan Pertahanan Psikologis Swedia, Mikael Ostlund, menuduh Rusia menggunakan insiden pembakaran Alquran dalam “kampanye disinformasi… untuk memecah belah kita di Barat dan juga untuk menciptakan peningkatan kecemasan dan polarisasi di sini di Swedia. ”
Dia mengklaim tujuan Moskow adalah “untuk mempersulit Swedia untuk bergabung dengan NATO.”
Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, para pengunjuk rasa telah melakukan dua aksi menodai Al Qur’an di luar kedutaan Irak di Stockholm, dengan izin sebelumnya dari polisi.
Pada bulan Juni, warga Irak yang marah menyerbu kedutaan Swedia di Bagdad, membakarnya. Tak lama kemudian, otoritas Irak mengusir duta besar Swedia, sambil memanggil kembali utusan mereka dari Stockholm.
Insiden pembakaran telah menyebabkan kemarahan di tempat lain di dunia Muslim, dengan Türkiye, Mesir, Aljazair, Maroko, UEA, dan Yordania di antara negara-negara yang mengutuk Swedia.
Dalam wawancara terpisah dengan kantor berita TT pada hari Kamis, Kristersson mengkonfirmasi bahwa polisi Swedia telah menerima beberapa permintaan lagi untuk mengizinkan pembakaran teks-teks agama dalam seminggu ke depan, tetapi tidak menyebutkan Al-Qur’an secara khusus.
Awal bulan ini, seorang demonstran Muslim juga mendapat persetujuan untuk membakar Taurat dan Alkitab di luar kedutaan Israel di Stockholm.
Namun, aktivis tersebut membatalkan rencananya di saat-saat terakhir, malah melakukan protes terhadap penodaan kitab suci agama apapun.
“Polisilah yang membuat keputusan itu (tentang pemberian izin), bukan saya… Jika diberikan, kita menghadapi beberapa hari dengan risiko yang jelas akan terjadi hal-hal serius,” ungkap Perdana Menteri Ulf Kristersson, seraya menambahkan bahwa dia “sangat prihatin.”(res)