(IslamToday ID)—Menurut Menteri Luar Negeri Rogelio Mayta mengatakan bahwa beberapa negara berkembang tertarik memasuki blok ekonomi BRICS sekarang termasuk Bolivia,
Menulis di Twitter (berganti nama menjadi ‘X’) pada hari Senin (31/7/2023), menteri mengatakan negaranya akan menghadiri pertemuan puncak blok tersebut di Johannesburg pada 22-24 Agustus.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Presiden Bolivia Luis Arce akan menyampaikan visinya untuk pembangunan ekonomi dan sosial masa depan negara itu pada pertemuan tersebut.
“Kami juga ingin memberi tahu Anda bahwa pada 12 Juni 2023, Presiden Arce secara resmi menyampaikan kesediaan Bolivia untuk bergabung dengan grup tersebut,” ungkap Mayta, seperti dilansir dari RT, Selasa (1/8/2023)
Meyta menjelaskan bahwa negaranya ingin bergerak menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif serta memperkuat kerja sama dengan negara berkembang.
Dia menyatakan bahwa Bolivia telah membahas masalah tersebut dengan kelima anggota blok tersebut.
“Kami tahu ini proses yang panjang, tetapi kami berada di jalur yang benar, bekerja keras untuk negara ini,” tulis menteri luar negeri.
Pada bulan Juni, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan bahwa hampir 20 negara bersedia bergabung dengan BRICS.
Ryabkov menggambarkannya sebagai tanda peningkatan peran blok tersebut di arena internasional.
Selain itu, Anil Sooklal, duta besar Afrika Selatan, menyebutkan jumlahnya lebih dari 40.
Argentina, Iran, dan Aljazair adalah beberapa negara yang secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan BRICS pada tahun 2022, diikuti oleh Mesir, Bangladesh, dan Ethiopia tahun ini.
Pada akhir Juni, Business Standard melaporkan bahwa BRICS dapat setuju untuk mengakui total lima negara ke blok tersebut pada KTT Johannesburg, termasuk Arab Saudi, Indonesia, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Argentina.
Untuk diketahui, BRICS dimulai sebagai klub informal ekonomi berkembang non-Barat.
Namun, sekarang menyumbang lebih dari 40% populasi global dan hampir seperempat dari PDB dunia.(res)