(IslamToday ID)—Indonesia, Singapura dan Filipina meminta India untuk menghapus pembatasan ekspor berasnya mengingat lonjakan harga yang tajam, dilaporkan oleh situs berita keuangan Mint pada hari Ahad (20/8/2023).
Pemerintah India menangguhkan ekspor beras putih non-basmati pada akhir Juli setelah harga melonjak 3% dalam sebulan menyusul curah hujan muson yang berat, yang menyebabkan kerusakan luas pada tanaman.
Pada bulan Juni, Indonesia telah mengumumkan rencana untuk membeli 1 juta ton beras dari India guna meredakan gangguan di pasar pangan internalnya, mengantisipasi musim kemarau yang lebih panjang akibat pola cuaca El Niño.
Artikel tersebut menyebutkan bahwa Singapura telah meminta sekitar 110.000 ton beras dari India, demikian ditambahkan dalam artikel bahwa Filipina juga sangat mengandalkan pasokan dari India.
Bangladesh juga sedang berbicara dengan New Delhi untuk meningkatkan impor, menurut Mint.
Artikel ini mencatat bahwa penangguhan ekspor India – yang bertujuan untuk mengatasi masalah pasokan domestik – telah berdampak global.
Pembatasan tersebut hampir mengurangi separuh pengiriman oleh eksportir beras terbesar di dunia, yang pada akhirnya memicu inflasi di pasar pangan global. India menyumbang 40% dari pasokan global bahan pokok tersebut.
“Sebelumnya, beras diperdagangkan seharga $550 per ton metrik, kini harganya berada di atas $650,” ungkap Nitin Gupta, wakil presiden senior dari Olam Agri India Private Limited, salah satu eksportir beras terbesar di India, kepada Al Jazeera pekan lalu, seperti dilansir dari RT, Senin (21/8/2023).
Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa juga baru-baru ini mengajukan permohonan kepada pemasok India untuk 200.000 ton beras sebagai bantuan kemanusiaan, guna meningkatkan keamanan pangan global.
PBB mencatat bahwa pandemi Covid-19 dan konflik di Ukraina telah secara signifikan mengurangi pasokan beras di dunia.(res)