(IslamToday ID)—KTT BRICS sedang berlangsung dengan pembicaraan tentang perluasan blok ekonomi dan spekulasi mengenai “mata uang baru.”
Analis geopolitik Peter Schiff mengatakan bahwa tujuan yang akan dibahas negara-negara BRICS akan menumpulkan dominasi Barat.
Peter menunjukkan bahwa blok BRICS tidak hanya memasok banyak barang ke Amerika Serikat, namun juga meminjamkan banyak uang kepada AS.
Peter mencatat, saat ini utang AS sebesar $32,7 triliun dan tengah mengalami defisit anggaran yang sangat besar dari bulan ke bulan.
Presiden Biden terus mengatakan perekonomian AS selalu kuat, namun nyatanya AS adalah negara pengutang terbesar di dunia. Saat ini AS juga tengah mengalami rekor defisit perdagangan, rekor defisit anggaran, dan inflasi yang hampir tidak terkendali.
Mengingat kondisi dan arah perekonomian saat ini, Amerika Serikat sudah siap untuk jatuh dari kedudukannya sebagai negara adidaya ekonomi dunia. Dan blok BRICS berada dalam posisi untuk semakin melemahkan perekonomian Amerika.
Peter mengatakan menurutnya tanggapan Barat terhadap invasi Rusia ke Ukraina telah menyudutkan negara-negara BRICS dan memaksa mereka untuk melihat lebih dekat pada alternatif selain dolar AS.
“Dampak buruk dari sanksi tersebut akan menjadi bencana.” Ungkap-nya
Ketika pemerintahan Biden mulai menjatuhkan sanksi kepada Rusia, Peter telah memprediksi kemungkinan konsekuensi jangka panjang dari penggunaan dolar sebagai alat perang – yaitu hal ini dapat mempercepat de-dolarisasi secara global dan bahkan mengancam peran dolar sebagai mata uang cadangan dunia.
Seperti yang dijelaskan Peter, hal ini akan menjadi pukulan telak bagi perekonomian AS.
AS sangat bergantung pada dolar sebagai mata uang cadangannya.
Namun apa yang AS lakukan dengan sanksi tersebut adalah memberi dunia alasan yang kuat untuk tidak ingin menjadi bagian dari sistem tersebut.
AS juga memberi alasan lain untuk melakukan de-dolarisasi.
Jadi, seluruh proses kejatuhan AS telah dipercepat oleh kebijakan ini. [sya]