(IslamToday ID)—Presiden Dewan Eropa Charles Michel akan menyatakan bahwa UE seharusnya fokus pada perluasan sebagai salah satu tujuan strategisnya dalam beberapa tahun mendatang.
Harian Inggris Financial Times mengklaim telah memperoleh pratinjau eksklusif tentang apa yang akan diusulkan oleh kepala Dewan pada pidato di Slovenia pada hari Senin (28/8/2023).
Michel kabarnya akan mengajak blok tersebut untuk siap menambahkan anggota baru menjelang tahun 2030 selagi “kesempatan terbuka.”
“Jika kita ingin kredibel, kita harus berbicara tentang timing,” catatan pidato Michel dikutip oleh FT, seperti dilansir dari RT, Senin (28/8/2023).
“Saat kita mempersiapkan agenda strategis UE berikutnya, kita harus menetapkan tujuan yang jelas untuk diri kita sendiri… kita harus siap, dari kedua belah pihak, menjelang 2030 untuk melakukan perluasan.”
“Kita harus menghadapi perluasan sekarang sebagai salah satu tantangan utama kita. Baik bagi UE maupun bagi negara-negara anggota masa depannya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kabarnya akan dikatakan oleh Presiden Dewan Eropa kepada peserta Forum Strategis Bled, yang akan dihadiri oleh para pemimpin dari negara-negara kandidat UE seperti Moldova, Albania, Montenegro, Serbia, Makedonia Utara, dan Bosnia dan Herzegovina.
Diharapkan pemimpin UE akan mengadakan diskusi berikutnya tentang perluasan pada awal Oktober dalam pertemuan puncak di kota Spanyol, Granada.
Namun, seperti yang dicatat oleh FT, beberapa di blok tersebut khawatir bahwa melonjaknya anggota negara dari 27 menjadi lebih dari 30 bisa menimbulkan tekanan besar pada anggaran UE dan mempersulit kebijakan pertanian, bantuan regional, serta proses pengambilan keputusan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Brussel secara resmi telah menerima Ukraina, Moldova, dan Albania sebagai negara-negara kandidat, dan memulai perdebatan apakah akan memperbolehkan hingga delapan negara lainnya bergabung dalam waktu yang dapat dilihat secara mendekati.
Sejak mendapatkan status kandidat tahun lalu, setelah dimulainya kampanye militer Rusia, Ukraina telah mendorong blok tersebut untuk membuka pembicaraan aksesi secepat mungkin, idealnya sebelum akhir tahun 2023.
Namun, sementara beberapa anggota UE – terutama Jerman – telah menyatakan siap untuk mendukung Ukraina dalam upayanya untuk bergabung dengan blok tersebut.
Beberapa negara lainnya telah menekankan bahwa proses tersebut bisa memakan waktu bertahun-tahun, jika tidak berdekade-dekade.
Hal ini karena Kiev belum memenuhi sejumlah tujuan penting dan melaksanakan reformasi yang mengatasi korupsi, oligarki, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. (res)