(IslamToday ID)—Sebuah kelompok kecerdasan buatan yang terkait dengan Uni Emirat Arab telah meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai perangkat lunak AI Arab “berkualitas tertinggi di dunia”, seiring negara Teluk tersebut mendorong penerapan AI generatif di wilayah tersebut.
Model bilingual bersumber terbuka yang dikenal sebagai Jais tersedia untuk lebih dari 400 juta penutur bahasa Arab di dunia.
Ini dikembangkan oleh G42, sebuah perusahaan AI yang diketuai oleh Penasihat Keamanan Nasional UEA Sheikh Tahnoon Bin Zayed Al-Nahyan; Universitas Kecerdasan Buatan Mohamed Bin Zayed (MBZUAI) di Abu Dhabi; dan perusahaan AI yang berbasis di California, Cerebras.
UEA sebelumnya membangun model bahasa besar (LLM) open-source Falcon di Institut Inovasi Teknologi milik negara di Abu Dhabi menggunakan lebih dari 300 chip Nvidia.
Awal tahun ini, Cerebras menandatangani kesepakatan senilai $100 juta untuk menyediakan sembilan superkomputer kepada G42, salah satu kontrak terbesar yang pernah ada.
“UEA telah menjadi pionir di bidang ini [AI], semoga kita menjadi yang terdepan dalam hal ini. Kami melihat ini sebagai perlombaan global,” ungkap CEO G42 Andrew Jackson seperti yang dilaporkan Financial Times, seperti dilansir dari MEMO, Kamis (31/8/2023).
“Mengapa komunitas berbahasa Arab tidak memiliki LLM?”
Namun, tujuan ambisius UEA untuk menjadi pemimpin AI di kawasan Teluk telah memicu kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan oleh para pemimpin otokratis.
LLM tingkat atas yang ada seperti GPT-4 OpenAI, PaLM Google, dan LLaMA Meta memahami dan menghasilkan bahasa Arab, yang digambarkan sebagai “sangat encer”.
“Jais dirancang dengan konteks budaya dan regional yang lebih besar,” ungkap Penjabat Rektor MBZUAI Timothy Baldwin.
Dia menambahkan bahwa mereka mempunyai “pagar pembatas” pada “sensibilitas budaya dan agama.”
Pengujian ekstensif menghapus konten yang “berbahaya” atau “tidak sensitif”.
Jais memanfaatkan media, media sosial, dan kode dalam bahasa Arab standar modern dan dialek regional.
“Jais jelas lebih baik dari apa pun yang ada dalam bahasa Arab dan, dalam bahasa Inggris, perbandingan menunjukkan bahwa kami kompetitif atau bahkan sedikit lebih baik dalam berbagai tugas dibandingkan model yang ada,” ungkap Baldwin.
Dinamakan berdasarkan gunung tertinggi di UEA, Jais dilatih di Abu Dhabi dalam 21 hari menggunakan superkomputer.(res)