(IslamToday ID)—China mengatakan pihaknya bersedia menyelesaikan perselisihan maritim yang memanas dengan negara-negara tetangga terkait Laut China Selatan melalui dialog.
“China selalu bersedia menyelesaikan perbedaan melalui dialog dengan negara-negara terkait dan mencari cara efektif untuk mengelola situasi maritim,” ungkap diplomat utama Beijing Wang Yi seperti dikutip oleh harian lokal berbahasa Inggris Global Times pada hari Ahad (3/9/2023).
Wang berpidato di Global Town Hall 2023 melalui tautan video pada hari Sabtu (02/9/2023).
Pernyataannya muncul beberapa hari setelah China merilis peta barunya “Peta Standar China Edisi 2023,” yang memicu reaksi dari banyak negara tetangga, termasuk Malaysia, Filipina, Vietnam, dan India.
Peta garis berbentuk U yang terkenal di China mencakup sekitar 90% Laut Cina Selatan, salah satu jalur perairan yang paling diperebutkan di dunia dan sumber perdagangan senilai lebih dari $3 triliun setiap tahunnya.
“Upaya kekuatan tertentu di luar kawasan untuk merusak perdamaian di Laut Cina Selatan tidak akan berhasil,” ungkap Wang, seperti dilansir dari AA, Ahad (3/9/2023).
Sejalan dengan konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, ia mengatakan krisis Ukraina “tidak boleh” terulang di Asia, dan keamanan regional harus ditingkatkan melalui dialog dan kerja sama.
Malaysia mengatakan pada hari Rabu (30/8/2023) bahwa pihaknya tidak mengakui klaim Beijing di Laut Cina Selatan yang disengketakan sebagaimana diuraikan dalam peta baru China.
“Dikatakan bahwa peta tersebut mencakup wilayah maritim Malaysia dan peta tersebut tidak memiliki efek mengikat terhadap Malaysia,” ungkap Kementerian Luar Negeri negara Asia Tenggara tersebut.
New Delhi mengatakan Beijing mengklaim “wilayah India adalah kebiasaan lama China.”
Vietnam mengatakan bahwa penerbitan peta serta klaim “sembilan garis putus-putus” China menunjukkan pelanggaran kedaulatannya.
Taiwan, yang dianggap China sebagai “provinsi yang memisahkan diri,” juga memprotes peta baru tersebut. (res)