(IslamToday ID)—Amerika Serikat, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA]) dan India berharap untuk mencapai kesepakatan kereta api yang akan menghubungkan Timur Tengah dan India pada KTT G20 di New Delhi.
Kesepakatan itu diperkirakan akan diumumkan pada hari Sabtu (9/9/2023) Axios melaporkan pada hari Kamis (7/9/2023), mengutip dua sumber yang mengetahui rencana tersebut.
Proyek ini akan menghubungkan negara-negara Arab di Levant dan Teluk melalui jaringan kereta api. Jalur ini juga akan menghubungkan India melalui jalur pelayaran dari pelabuhan-pelabuhan di kawasan itu.
Dilansir dari TRTWorld, Kamis (7/9/2023), rencana ini muncul ketika pengaruh Tiongkok tumbuh di wilayah tersebut, yang merupakan bagian penting dari inisiatif Belt and Road.
Pada bulan Maret, Tiongkok menjadi perantara kesepakatan antara Arab Saudi dan Iran.
Biden Vs Xi & Rusia di G20
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden berangkat ke India dengan tujuan untuk meningkatkan aliansi pada pertemuan puncak di mana ketegangan global akan disoroti oleh ketidakhadiran para pemimpin Tiongkok dan Rusia.
Namun perbedaan pendapat yang mendalam mengenai serangan Rusia di Ukraina dan tentang bagaimana membantu negara-negara berkembang mengatasi krisis iklim diperkirakan akan menghambat kesepakatan selama pertemuan dua hari di New Delhi.
“Saat presiden menuju G20, dia berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra-mitra negara berkembang untuk mewujudkan hal-hal besar bersama-sama,” ungkap Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam sebuah pengarahan menjelang KTT tersebut.
“Itulah yang kami yakini akan dilihat dunia di New Delhi akhir pekan ini.”
Xi Jinping dari Tiongkok akan melewatkan pertemuan G20 pada saat meningkatnya ketegangan perdagangan dan geopolitik dengan Amerika Serikat dan India, yang berbagi perbatasan yang panjang dan disengketakan.
“Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan tidak berencana untuk menyampaikan pidato melalui video di G20, ” ungkap Kremlin pada hari Kamis (7/9/2023)
Sullivan dari Gedung Putih mengatakan Amerika Serikat ingin menunjukkan bahwa G20 dapat mewujudkan hal tersebut pada saat kelompok negara berkembang BRICS sedang berkembang.
Sullivan mengatakan pada hari Selasa (5/9/2023) bahwa Tiongkok dapat memilih untuk “memainkan peran sebagai perusak” namun Modi dan para pemimpin lainnya akan “mendorong mereka untuk bertindak dengan cara yang konstruktif.”(res)