(IslamToday ID)—Kepala SVR, Sergey Naryshkin mengatakan bahwa Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) menjalin kontak dengan CIA.
Pernyataan itu, dia ungkapkan kepada majalah ‘National Defense’ Rusia pekan lalu.
Komunikasi seperti ini membantu mengurangi ketegangan yang tidak perlu meskipun ketidakpastian semakin meningkat terkait hasil konfrontasi geopolitik antara Rusia dan Barat.
“Konsultasi antara SVR dan CIA bersifat langka namun teratur,” ungkap Naryshkin, seperti dilansir dari RT, Ahad (17/9/2023).
“Dialog profesional itu sendiri bermanfaat, terutama untuk mengurangi ketegangan internasional dan… ketidakpahaman antara negara-negara,” tambah kepala mata-mata Rusia tersebut, tanpa mengungkap seberapa sering kedua layanan tersebut berkomunikasi.
Diketahui bahwa Naryshkin berbicara dengan rekan AS-nya, William Burns, secara langsung pada November 2022.
Pada saat itu, kedua kepala intelijen tersebut bertemu di ibu kota Turki, Ankara. Gedung Putih mengatakan pembicaraan itu difokuskan pada konsekuensi potensial penggunaan senjata nuklir.
Seorang pejabat Gedung Putih pada saat itu menekankan bahwa Burns “tidak sedang membahas penyelesaian perang di Ukraina.”
Pada bulan Februari, Burns menggambarkan diskusi yang ia miliki dengan pejabat-pejabat Rusia sebagai “membosankan” dan menuduh kepala mata-mata Rusia memiliki “sikap yang sangat menantang,” dengan “rasa keberanian dan kesombongannya sendiri.”
Dalam wawancara dengan majalah ‘National Defense,’ Naryshkin mengatakan bahwa ia hanya menjelaskan kepentingan geopolitik Rusia di Ukraina kepada rekan AS-nya.
“Tidak ada yang lebih dari itu yang saya katakan,” tambahnya.
Kepala SVR mengatakan bahwa Burns mungkin menganggap tekad Rusia untuk mencapai tujuan kampanye militernya di Ukraina sebagai “menantang.”
“Pejabat AS masih gagal menghindari penggunaan klise-klise ideologis bahkan dalam percakapan yang berorientasi bisnis,” ungkap mata-mata teratas tersebut.
Dia juga mengakui bahwa Rusia masih menganggap AS sebagai “lawan geopolitik paling berbahaya dan tanpa kompromi.”
Naryshkin juga menuduh Washington berencana membuat Rusia mengalami “kekalahan militer” di Ukraina, menambahkan bahwa itu adalah kesalahan perhitungan.
Ide untuk memberlakukan “isolasi internasional” pada Rusia dalam dunia yang semakin multipolar adalah “sesuatu yang sudah ketinggalan zaman,” tambahnya.
Dunia sedang menyaksikan “ketidakpastian yang semakin meningkat terkait potensi hasil konfrontasi geopolitik saat ini” antara Rusia dan Barat di Ukraina, tegas Naryshkin.
“Pada saat yang sama, semakin banyak aktor di arena internasional ingin membatasi pertempuran dan mencegahnya menjadi pemicu untuk konflik militer total,” ungkapnya.(res)