(IslamToday ID)—Laporan Bloomberg mengatakan bahwa kontainer pengiriman dengan barang dari China menumpuk di depot kereta api Rusia sebagai tanda meningkatnya perdagangan antara kedua negara.
Saat ini, sekitar 150.000 kontainer lebih menumpuk, karena China mengirim begitu banyak barang sehingga Rusia tidak bisa mengelola kelebihan kontainer pengiriman.
Pernyataan tersebut mengutip analisis oleh Container xChange, platform perdagangan berbasis di Hamburg, Jerman.
“Ada pergerakan kargo yang signifikan dari China ke Rusia tetapi sangat sedikit pergerakan kembali ke China dari Rusia,” ungkap Christian Roeloffs, pendiri dan CEO Container xChange, seperti dilansir dari RT, Ahad (1/10/2023).
Ini memiliki “dampak yang sangat merugikan pada bisnis logistik kontainer karena ketidakseimbangan permintaan dan pasokan yang tinggi.”
Pada awal bulan ini, Institut Ekonomi Dunia Kiel Jerman merilis data yang mengungkapkan bahwa volume barang yang dibongkar di tiga pelabuhan kontainer terbesar Rusia mendekati tingkat yang terjadi pada saat pecahnya konflik Ukraina pada Februari 2022.
Tiga pelabuhan terpenting negara tersebut berada di St. Petersburg di Laut Baltik, Novorossiysk di Laut Hitam, dan Vladivostok di pantai Pasifik.
Lonjakan arus kontainer ini terjadi meskipun sanksi-sanksi Barat telah memutuskan hubungan perdagangan lama Rusia dan merusak rantai pasokan tradisional, mendorong Moskow untuk memperluas ke pasar-pasar baru.
Sementara itu, salah satu penyedia logistik terbesar Rusia, Fesco Transport Group, menandatangani kontrak dengan Jilin Northeast Asia Railway Group dan Union of Chinese Entrepreneurs.
“Para pihak berencana untuk memantau rute pengiriman kontainer yang ada antara Rusia dan China dan secara bersama-sama memperluas basis pengirim potensial dalam arah China-Rusia-China,” ungkap Fesco dalam sebuah siaran pers.
Perdagangan antara China dan Rusia telah melonjak sejak tahun lalu, naik 37% dalam tujuh bulan pertama tahun 2023 menjadi $134,1 miliar, data bea cukai China menunjukkan.
Ekspor China ke Rusia melonjak 73%, mencapai sekitar $62,54 miliar, sementara impor dari Rusia naik 15%, menjadi $71,6 miliar.
Pemerintah Rusia mengharapkan volume perdagangan dengan China akan mencapai lebih dari $200 miliar tahun ini, melampaui rekor sebelumnya sebesar $190 miliar yang dicapai pada tahun 2022.(res)