(IslamToday ID) – Pernyataan kontroversial Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang mengatakan organisasi Uni Eropa (UE) harus memperluas wilayah-wilayah ke negara-negara atau kawasan-kawasan yang diambil alih oleh Rusia pada tahun 2022 akan tetapi masih diklaim juga oleh Kiev menjadi polemik.
Sebelumnya Baerbock menyebut “(UE) akan segera membentang dari Lisbon hingga Lugansk,” kata Baerbock kepada wartawan di sela-sela pertemuan para Menteri Luar Negeri UE di ibu kota Ukraina seperti dikutip dari RT, Selasa (3/10/2023).
Lugansk adalah ibu kota Republik Rakyat Lugansk – salah satu dari dua bekas wilayah timur Ukraina yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Kiev pada tahun 2014 setelah kudeta Maidan yang didukung Barat di Kiev.
Rusia mengakui kemerdekaannya pada Februari 2022, hanya beberapa hari sebelum dimulainya kampanye militernya di Ukraina.
Pada musim gugur 2022, Republik Rakyat Lugansk bergabung dengan Rusia, bersama dengan tiga bekas wilayah Ukraina lainnya setelah serangkaian referendum.
Kiev tidak pernah mengakui hasil pemungutan suara dan menyebut referendum itu palsu. Mereka masih menganggap empat wilayah tersebut – serta Crimea, yang bergabung kembali dengan Rusia pada tahun 2014 setelah referendum – sebagai bagian dari Ukraina.
Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mereka siap untuk melakukan pembicaraan damai dengan Kiev tetapi hanya jika kenyataan di lapangan diakui, termasuk keputusan empat wilayah tersebut untuk menjadi bagian dari Rusia.
Baerbock mengatakan bahwa “setiap desa… setiap meter” yang direbut pasukan Ukraina dari pasukan Rusia membuat Kiev semakin dekat dengan keanggotaan UE.
Dia tidak menyebutkan jangka waktu spesifik yang terkait dengan potensi masuknya Ukraina ke dalam blok tersebut. Para pemimpin negara-negara anggota UE seharusnya membahas dimulainya pembicaraan aksesi dengan Kiev pada pertemuan pada hari Jumat di Granada, Spanyol.
Komisi UE diperkirakan akan memberikan rekomendasi mengenai masalah ini pada bulan November, dan keputusan akhir akan diambil pada pertengahan Desember, menurut laporan outlet berita Jerman, Stern.
Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa beberapa negara anggota mempunyai kekhawatiran mengenai potensi perluasan blok yang berlebihan dengan menerima Ukraina dan menyalurkan sumber daya ke sana.
Politico juga melaporkan pada bulan September bahwa UE percaya Ukraina adalah “negara yang sangat korup,” dan menambahkan bahwa prevalensi korupsi dapat mempengaruhi prospek keanggotaannya.
Tanggapan Rusia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia tersebut merujuk pada kesalahan yang dilakukan Menlu Jerman pada bulan Februari ketika ia mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk “mengubah 360 derajat” kebijakannya terhadap Ukraina, tanpa disadari ia mendesak Rusia untuk mempertahankan kebijakan yang telah diambilnya.
Pernyataan Baerbock juga mendapat tanggapan dari anggota Komite Urusan Internasional Parlemen Rusia.
“Klaim Baerbock tentang Lugansk yang bergabung dengan UE adalah hanya isapan jempol belaka dari Menlu Jerman karena kota tersebut adalah dan akan tetap menjadi bagian dari Rusia,” kata Dmitry Belik kepada surat kabar Izvestia.
“Diplomat terkemuka Jerman terus menambah kumpulan pernyataannya yang tidak masuk akal, yang menunjukkan ketidakmampuannya dan menegaskan sulitnya berkompromi dengan politisi seperti itu,” tambah Belik. [sya]