(IslamToday ID)— Ilmuwan Tiongkok, Ouyang Ziyuan, berpendapat bahwa Chandrayaan-3 India tidak mendarat di atau dekat dengan wilayah kutub selatan Bulan.
Pernyataan ini merujuka pada fakta bahwa persaingan ilmiah antara Beijing dan New Delhi semakin memanas.
Untuk diketahui, Chandrayaan-3 mendarat di Bulan pada tanggal 23 Agustus dengan lintang 69 derajat, yang menurut ilmuwan India berada dalam wilayah kutub selatan Bulan.
“Ini salah,” ungkap Ouyang kepada surat kabar Science Times berbahasa Tionghoa minggu lalu, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg.
“Situs pendaratan Chandrayaan-3 tidak berada di kutub selatan Bulan, bukan dalam wilayah kutub selatan Bulan, dan juga tidak dekat dengan wilayah kutub selatan Bulan,” ungkapnya seperti dilansir dari RT, Selasa (2/10/2023).
Ouyang berpendapat bahwa jika pada Bumi, lintang 69 derajat akan berada jauh di dalam lingkaran Antartika, namun kemiringan sumbu Bulan yang lebih kecil berarti wilayah kutub selatannya terbentang antara 88,5 hingga 90 derajat.
Menurut definisi Ouyang, Chandrayaan-3 mendarat 619 kilometer (385 mil) jauh dari wilayah ini.
Lebih lanjut, Ouyang adalah seorang kimiawan kosmik dan geochemist, dan dianggap sebagai bapak program penjelajahan Bulan Tiongkok.
Terlepas dari definisi yang digunakan, Chandrayaan-3 mendarat lebih jauh ke selatan dibandingkan dengan misi Bulan sebelumnya.
NASA mendaratkan pesawat penyelidiknya pada 41 derajat selatan pada tahun 1968, sementara Tiongkok mencapai 54 derajat selatan di sisi jauh Bulan pada tahun 2019.
Upaya agensi antariksa Rusia, Roscosmos, untuk mendaratkan pesawat penyelidik pada 69 derajat selatan gagal bulan lalu ketika pesawat pendarat Luna-25 menabrak permukaan Bulan.
Reaksi terhadap pendaratan Chandrayaan-3 beragam di Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok tidak secara resmi mengucapkan selamat kepada India atas prestasinya, dan Pang Zhihao, seorang “ahli antariksa senior” berbasis di Beijing, mengatakan kepada surat kabar Global Times yang dimiliki oleh negara bahwa Tiongkok memiliki roket dan rover bulan yang lebih canggih daripada yang digunakan dalam misi Chandrayaan-3.
Namun, Global Times juga mencatat bahwa ilmuwan Tiongkok lainnya telah “mengucapkan selamat secara tulus” kepada New Delhi atas misi tersebut.
Administrasi Antariksa Nasional Tiongkok (CNSA) mengumumkan bulan lalu bahwa mereka berencana untuk mendarat di dekat kutub selatan Bulan tahun depan.
Menurut CNSA, misi Chang’e-6 akan mengirimkan rover untuk mengumpulkan sampel batuan yang akan dikirim kembali ke Bumi, sebuah prestasi yang hanya dicapai oleh Tiongkok, Amerika Serikat, dan bekas Uni Soviet sebelumnya.
Sementara itu, Jepang meluncurkan misi “Penembak Bulan” bulan lalu, dengan harapan dapat mendeploy sebuah pesawat penyelidik di benda langit tersebut tahun depan dan mencapai pendaratan “tepat sasaran” hanya dalam jarak 100 meter dari lokasi targetnya.(res)