(IslamToday ID)—Pertempuran antara pasukan junta dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA) telah memaksa lebih dari 1.000 orang keluar dariMyanmar timur.
“Lebih dari 1,6 juta orang telah terlantar secara internal akibat pertempuran sejak pengambilalihan,” menurut PBB, seperti dilansir dari RFA, Selasa (4/10/2023)
Pertempuran antara militer dan TNLA di kota Muse dan Kutkai di Shan pecah pada tanggal 23 Juli, ketika pasukan TNLA menyerang konvoi milisi pro-junta di dekat desa Sei Lant di jalan raya Muse-Namhkan.
“Sejak saat itu, lebih dari 1.000 penduduk dari tujuh desa, termasuk daerah perbatasan Nam Kat dan Sei Lant, telah melarikan diri ke Tiongkok,” ungkap seorang warga Nam Kat.
“Kami telah melarikan diri dari rumah kami selama dua bulan sekarang. Kami tidak bisa mencari nafkah dan pendidikan anak-anak juga terpengaruh,” ungkap penduduk tersebut.
Penduduk tersebut mengatakan bahwa awalnya hanya sedikit orang yang merasa perlu melarikan diri dari pertempuran, bahkan ketika militer mulai menembakkan artileri di daerah tersebut.
“Tetapi baru-baru ini, banyak orang dari Namhkan melarikan diri setelah diserang karena militer menggunakan pesawat jet dan serangan itu terjadi pada malam hari,” ungkapnya.
Lebih dari 100 orang yang terlantar secara internal, atau IDP, berlindung di desa Kawng Tat di Namhkan dan lebih dari 300 IDP berlindung di desa Nam Hsant di Muse.
Sementara itu, setidaknya 1.000 orang telah melarikan diri ke Ruili dan Jie Gao di provinsi Yunnan Tiongkok bagian barat daya.
Jumlah orang yang melarikan diri ke tempat lain belum jelas.(res)