(IslamToday)— Departemen Lingkungan Hidup Malaysia bersiap untuk memciptakan hujan buatan dengan cara menyebarkan awan dan siap menutup sekolah karena kualitas udara di berbagai tempat semakin memburuk.
Hampir setiap musim kemarau, asap dari membersihkan lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Kalimantan mengaburkan langit di sebagian besar wilayah.
Hal tersebut membawa risiko bagi kesehatan masyarakat dan membuat operator pariwisata dan maskapai penerbangan khawatir.
Lebih lanjut, penyemaian awan melibatkan menembakkan semburan garam ke awan untuk memicu hujan.
“Kualitas udara Malaysia semakin memburuk, terutama di bagian barat Semenanjung Malaysia, dengan 11 daerah mencatat indeks pencemaran udara (API) yang tidak sehat,” ungkap direktur jenderal departemen, Wan Abdul Latiff Wan Jaffar.
Dia juga mengatakan bahwa upaya untuk membersihkan udara dengan hujan melalui penyemaian awan dan tindakan lain untuk mengatasi polusi akan dilakukan ketika bacaan API mencapai 150 selama lebih dari 24 jam.
“Sekolah dan taman kanak-kanak harus menghentikan semua kegiatan di luar ruangan ketika bacaan API mencapai 100, dan menutup ketika mencapai 200,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (3/10/2023).
Sementara itu, kelompok lingkungan Greenpeace mendesak negara-negara di wilayah tersebut mengenalkan undang-undang untuk menghentikan perusahaan perkebunan yang menyebabkan polusi udara.
“Mengesahkan undang-undang polusi udara lintas batas domestik diperlukan sebagai upaya pencegah, terutama karena ada elemen yang tidak baik dalam industri tersebut,” ungkap Heng Kiah Chun, strategis kampanye regional untuk Greenpeace Asia Tenggara, dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Singapura yang bangga dengan udara bersihnya, mengesahkan undang-undang polusi udara lintas batas pada tahun 2014 yang membuat mereka yang menyebabkan kabut asap dapat dihukum secara pidana dan perdata.(res)