(IslamToday ID)—Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (5/10/2023) mengatakan bahwa pasukan militer Ukraina telah kehilangan lebih dari 90.000 prajurit sejak serangan baliknya terhadap pasukan Rusia dimulai pada bulan Juni.
“Sejak tanggal 4 Juni saja, unit-unit Ukraina telah kehilangan lebih dari 90.000 orang,” ungkap Putin dalam sesi pleno Klub Diskusi Valdai di Sochi, seperti dilansir dari RT, Kamis (5/10/2023)
Ukraina juga kehilangan 557 tank dan hampir 1.900 kendaraan lapis baja dalam rentang waktu yang sama, tambah Putin.
Serangan balik ini dimulai pada tanggal 4 Juni dengan serangkaian kemajuan Ukraina di sepanjang garis depan antara Kherson dan Donetsk.
Operasi ini segera menghadapi masalah, namun, karena unit-unit Ukraina maju secara sembrono melalui medan ranjau untuk menghadapi beberapa lapisan parit, perangkap tank, dan posisi senjata Rusia.
Tanpa dukungan udara untuk melindungi serangan berulang-ulang Ukraina, pasukan Kiev menjadi rentan terhadap serangan artileri, helikopter, dan drone Rusia.
Setelah beberapa kali mengubah taktik mereka, unit-unit Ukraina berhasil merebut beberapa desa di dekat Zaporozhye pada bulan Agustus, meskipun kerugian tetap tinggi.
Tank yang dipasok oleh negara-negara Barat hancur dari jarak jauh oleh drone dan rudal Rusia, dan Ukraina kehilangan 17.000 orang pada bulan September saja, menurut data dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Pejabat-pejabat Barat telah secara terbuka mengakui bahwa serangan balik tidak berjalan sesuai harapan mereka, dan laporan media menunjukkan bahwa operasi ini dianggap sebagai kegagalan di AS dan Eropa.
Meskipun hujan lebat musim gugur akan segera membuat kemajuan di medan perang sangat sulit, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky bersumpah untuk melanjutkan serangan ini hingga musim dingin.
Militer Ukraina tidak mempublikasikan angka korban mereka sendiri, meskipun beberapa perkiraan telah bocor.
Pada bulan Desember, Komisi Eropa mempublikasikan dan segera menghapus video dan transkrip yang terkait, di mana Presiden Komisi Ursula von der Leyen mengatakan bahwa militer Ukraina telah menderita 100.000 kematian dalam sembilan bulan pertama konflik ini.
“Kami memahami di mana dan apa yang perlu kami lakukan,” ungkap Putin pada hari Kamis.
“Kami dengan tenang menuju pencapaian tujuan kami, dan saya yakin bahwa kami akan mencapainya.”
Putin menekankan bahwa tujuan Rusia di Ukraina bukanlah untuk memperluas wilayah Federasi Rusia, tetapi untuk membangun “tatanan dunia baru” di mana NATO atau blok militer lainnya tidak lagi dapat memaksa kehendak mereka pada peradaban yang melawan.
Putin juga menyoroti represi Kiev terhadap penutur bahasa Rusia di wilayah Donbass sebagai faktor utama di balik keputusannya untuk meluncurkan operasi militer di Ukraina tahun lalu.(res)