(IslamToday ID)—Sesepuh shaman Rusia, Kara-ool Dopchun-oo, telah meramalkan bahwa tidak akan ada perang nuklir, tetapi telah memperingatkan bahwa Barat harus “kembali kepada akal sehat” dan menyadari bahwa mereka tidak dapat mengalahkan Moskow.
Selama kunjungannya ke ibu kota Rusia pada hari Kamis, kepala organisasi shaman ‘Adyg-Eeren’ Kyzyl (Roh Beruang) mengatakan kepada RIA Novosti bahwa jika suatu negara asing menggunakan senjata nuklir, maka “senjata nuklir Rusia akan meliputi seluruh dunia.”
“Oleh karena itu, mereka takut, dan hanya perundingan dan perjanjian perdamaian yang dibutuhkan. Perundingan damai, jika negara-negara itu menginginkannya,” ungkap Dopchun-oo, seperti dilansir dari RT, Kamis (6/10/2023)
Dia juga mengklaim bahwa Barat perlu memahami bahwa “tidak mungkin” mengalahkan Rusia.
Tentang konflik di Ukraina, sang shaman menyarankan bahwa rakyat Ukraina harus menyadari bahwa mereka yang berkuasa saat ini di Kiev adalah musuh sejati mereka.
“Pemimpin Ukraina memperpanjang perang dengan kekuatan, meminta uang dan senjata dari negara-negara lain. Jika rakyat Ukraina memahami bahwa (Presiden Vladimir) Zelensky adalah musuh rakyat Ukraina, jika ada pilihan untuk menggantinya tahun depan dan orang baru datang, segalanya akan berhenti,” preediksi sang shaman.
Dia menambahkan bahwa perdamaian dan persahabatan selalu diperlukan, dan bahwa orang Rusia dan Ukraina seharusnya lebih memahami satu sama lain dan mengembangkan hubungan yang lebih baik karena “rakyat dunia sedang menunggu.”
“Kita harus mengakhiri perang sesegera mungkin, kita harus mencari jalan keluar,” tekankan Dopchun-oo.
Sementara itu, NATO telah mempublikasikan artikel yang ditulis oleh mantan pejabat pertahanan Amerika, Gregory Weaver.
Artikel itu mengajak Barat untuk menerima perang nuklir dan bersiap melawan dan memenangkan konflik nuklir terbatas melawan Rusia.
Penasihat pertahanan nuklir dan rudal bekas Kepala Staf Gabungan juga mengusulkan bahwa Amerika Serikat harus memindahkan “kemampuan serangan presisi yang lebih dalam” ke Eropa dan meningkatkan kemampuan nuklirnya di benua tersebut.
Sementara NATO seharusnya membentuk “beberapa divisi lapis baja modern” di negara-negara Baltik dan Eropa Timur.
Berbicara di Sidang Umum PBB di New York bulan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan bahwa para pemimpin Barat telah terlalu terobsesi dengan menghantam Rusia dengan “kekalahan strategis” sehingga mereka telah kehilangan “rasa keselamatan diri.”(res)