(IslamToday ID)—Pemerintah AS telah memberlakukan pembatasan perdagangan baru terhadap 42 perusahaan Tiongkok yang dituduh menyediakan bahan-bahan penting, seperti sirkuit terpadu yang digunakan dalam sistem panduan rudal untuk industri pertahanan Rusia di tengah krisis Ukraina.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan perluasan terbaru daftar kendali ekspornya pada hari Jumat.
Mereka juga menambahkan belasan entitas Tiongkok dan masing-masing satu entitas dari Estonia, Finlandia, Jerman, India, Türkiye, Inggris, dan Uni Emirat Arab.
Eksportir AS diharuskan mendapatkan izin khusus, yang sulit diperoleh, untuk mengirimkan barang ke pelanggan dalam daftar pengawasan ekspor.
“Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap pihak-pihak, di mana pun berada, yang memfasilitasi penjualan barang-barang asal AS kepada militer Rusia untuk perang melawan Ukraina,” ungkap pejabat Departemen Perdagangan Alan Estevez, seperti dilansir dari RT, Sabtu (7/10/2023).
“Tidak peduli betapa berbelit-belitnya jalur yang dilalui atau berapa banyak barang bekas yang melewatinya, jika barang asal AS sampai ke militer Rusia, kami akan bekerja tanpa kenal lelah untuk menghentikannya.”
Daftar kendali ekspor adalah bagian dari upaya Washington untuk menghentikan teknologi yang berasal dari AS agar tidak diteruskan ke kontraktor militer dan pertahanan Rusia.
Sirkuit mikroelektronik yang membantu mengarahkan rudal dan drone ke sasarannya merupakan salah satu kekhawatiran utama.
Perusahaan-perusahaan yang ditambahkan ke dalam daftar kendali ekspor pada hari Jumat merupakan “sebagian besar” dari sirkuit terpadu asal AS yang telah berakhir di Rusia tahun ini, klaim Departemen Perdagangan.
“Penambahan daftar entitas hari ini memberikan pesan yang jelas: Jika Anda memasok sektor pertahanan Rusia dengan teknologi asal AS, kami akan mengetahuinya, dan kami akan mengambil tindakan,” ungkap Asisten Menteri Perdagangan Matthew Axelrod.
Departemen tersebut menambahkan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan sekutu di luar negeri untuk mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang mengekspor kembali barang-barang AS ke industri pertahanan Rusia.
Sebuah laporan intelijen AS yang dirilis pada bulan Juli mengklaim bahwa Tiongkok memberikan dukungan penting untuk serangan militer Rusia di Ukraina, termasuk peralatan navigasi dan teknologi lainnya untuk keperluan pertahanan dan sipil.
Para pejabat Tiongkok membantah bahwa Beijing tidak menjual senjata ke Rusia atau Ukraina, dan “dengan hati-hati menangani ekspor barang-barang yang dapat digunakan ganda sesuai dengan undang-undang dan peraturan.”
Kedutaan Besar Tiongkok di Washington juga mencatat bahwa hubungan perdagangan Tiongkok dengan Rusia bersifat “di atas segalanya” dan “harus bebas dari gangguan atau paksaan oleh pihak ketiga mana pun.”(res)