(IslamToday ID)—Amerika Serikat dan Tiongkok terlibat dalam perebutan dominasi yang menegangkan di kawasan Asia-Pasifik, terutama sejak tahun 2000-an.
Ketegangan tersebut digambarkan oleh mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd dan tokoh lainnya sebagai “Perang Dingin Pasifik.”
Kedua negara tanpa henti menerapkan kebijakan untuk mengerahkan pengaruh mereka di kawasan ini dan sekitarnya, terutama dengan mendapatkan sekutu melalui perjanjian dan pakta.
Untuk diketahui, membangun koneksi di dalam dan di luar kawasan adalah salah satu dari lima pilar Strategi Indo-Pasifik AS yang diumumkan pada bulan Februari tahun lalu.
Strategi tersebut menjelaskan mengapa kawasan ini penting bagi AS: kawasan ini merupakan rumah bagi lebih dari separuh populasi dunia, menyumbang hampir dua pertiga perekonomian global, dan memiliki tujuh kekuatan militer terbesar di dunia.
Berikut adalah daftar beberapa perjanjian paling signifikan yang dimiliki Washington di kawasan Asia-Pasifik:
2021: Pakta Pertahanan AUKUS
Berdasarkan pakta pertahanan Australia, AS, dan Inggris (AUKUS) yang diumumkan pada September 2021, Washington dan London akan memberi Canberra teknologi untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Tiongkok dan Korea Utara menyebut perjanjian tersebut sebagai pengganggu perdamaian, sementara Indonesia menyatakan kekhawatirannya bahwa perjanjian tersebut dapat memicu perlombaan senjata di wilayah tersebut.
2007: Dialog Keamanan Segi Empat
Diprakarsai pada tahun 2007 oleh mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Dialog Keamanan Segiempat, yang umumnya dikenal sebagai Quad, adalah dialog keamanan strategis antara Australia, India, Jepang, dan AS.
Tiongkok telah menjuluki Quad sebagai “NATO Asia.”
1960: Perjanjian Keamanan AS-Jepang
AS menandatangani perjanjian pertahanan dengan Jepang pada tanggal 19 Januari 1960.
Isi perjanjian tersebut serupa dengan perjanjian yang ditandatangani dengan negara-negara kawasan lainnya, namun dengan peringatan: perjanjian ini mencakup wilayah-wilayah yang berada di bawah pemerintahan Jepang, sehingga berarti sebuah pulau yang disengketakan yang juga diklaim oleh Rusia.
1954: Perjanjian Pertahanan Kolektif Asia Tenggara
AS, Australia, Perancis, Selandia Baru, Filipina, Thailand, dan Inggris menandatangani sebuah perjanjian pada tanggal 8 September 1954.
Dalam perjanjian tersebut, masing-masing pihak “mengakui bahwa agresi melalui serangan bersenjata di wilayah perjanjian terhadap salah satu pihak akan membahayakan negara-negara tersebut.
1954 hingga 1977: Organisasi Perjanjian Asia Tenggara
Juga pada bulan September 1954, Organisasi Perjanjian Asia Tenggara (SEATO) dibentuk berdasarkan Pakta Manila, yang ditandatangani di ibu kota Filipina.
Organisasi multinasional beranggotakan delapan orang yang terdiri dari Perancis, Inggris, Australia, Selandia Baru, Filipina, Pakistan, Thailand, dan Amerika Serikat memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai “pertahanan kolektif” di Asia Tenggara.
Hal ini tampaknya merupakan sebuah blok yang bertujuan untuk menghentikan kemajuan komunis di wilayah tersebut.
Namun, partai ini tidak tahan terhadap pertikaian dan perselisihan internal, yang mengakibatkan bubarnya pada tanggal 30 Juni 1977 karena banyak anggotanya yang mengundurkan diri.
1953: Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Korea Selatan
AS menandatangani perjanjian dengan Korea Selatan pada tanggal 1 Oktober 1953, di mana kedua negara mengakui bahwa serangan bersenjata di wilayah Pasifik yang dilakukan oleh salah satu pihak akan “berbahaya bagi perdamaian dan keselamatan negara tersebut.”
“Masing-masing pihak akan bertindak untuk mengatasi bahaya bersama sesuai dengan proses konstitusionalnya,” menurut teks perjanjian tersebut.
AS telah menempatkan sekitar 28.500 tentara di Korea Selatan sejak Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1953.
1951: Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina
AS menandatangani perjanjian dengan Filipina pada tanggal 30 Agustus 1951 yang menyatakan masing-masing pihak mengakui “bahwa serangan bersenjata di wilayah Pasifik yang dilakukan oleh salah satu pihak akan membahayakan perdamaian dan keselamatan negara tersebut.”
1951: Australia, Selandia Baru, Perjanjian Keamanan AS
AS, Selandia Baru, dan Australia menandatangani perjanjian pada 1 September 1951, yang hampir serupa dengan perjanjian yang ditandatangani Washington dengan Manila sebulan sebelumnya.
Ketiga negara tersebut mengakui bahwa serangan bersenjata di kawasan Pasifik terhadap salah satu negara tersebut “akan membahayakan perdamaian dan keselamatan negara tersebut.”
1941: Aliansi ‘Five Eyes’
‘Five Eyes’ adalah aliansi berbagi intelijen antara Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru yang didirikan pada tahun 1941.
Pengelompokan ini berasal dari era Perang Dingin abad ke-20 dan kini semakin diyakini fokus untuk melawan Tiongkok.
Baru-baru ini menjadi sorotan ketika Kanada mengutip masukan yang diterima dari Five Eyes yang menuduh India terlibat dalam pembunuhan seorang aktivis Sikh di Kanada pada bulan Juni tahun ini.(res)