(IslamToday ID) – Beda perlakukan atau standar ganda begitu sangat dipertontonkan negara-negara Barat yang merespons serangan Hamas ke Israel yang merupakan bentuk perlawanan atas penindasan puluhan tahun Israel atas Palestina.
Banyak pemimpin Barat, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, menyuarakan sentimen menuduh bahwa perjuangan Palestina adalah pelanggaran.
Bahkan, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan: “Israel mempunyai hak untuk membela diri—hari ini dan di masa mendatang. Uni Eropa mendukung Israel.”
Mengutip laporan Al Jazeera, banyak pengguna media sosial yang mengkritik pernyataan para pemimpin Barat tersebut, yang meningkatkan persepsi “standar ganda” dalam tanggapan Barat terhadap peristiwa ini.
Kebanyakan pemimpin Barat memuji dana hak Ukraina untuk membela diri dan mengutuk invasi Rusia. Namun, beberapa komentator berpendapat bahwa hal yang sama tidak dapat dikatakan mengenai pendudukan Israel di Tepi Barat dan Gaza, Palestina.
Aaron Bastani, seorang jurnalis Inggris, mengatakan di X: “Standar ganda yang jelas dalam mendukung Ukraina…dan mengutuknya warga Palestina.”
Banyak pengguna internet mengatakan diplomat dan media Barat sering menunjukkan solidaritas terhadap warga Ukraina yang membela tanah air mereka, namun menyebut warga Palestina yang berperang melawan Israel sebagai “teroris”.
Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina dalam sebuah wawancara mempertanyakan mengapa Amerika Serikat mendukung Ukraina dalam memerangi Rusia, namun mendukung penjajah Israel di Palestina, di mana pendudukan terus berlanjut.
Tuduhan terhadap negara-negara Barat yang menunjukkan standar ganda dalam pendekatan mereka terhadap perang Ukraina bukanlah hal baru. Awal tahun ini, Amnesty International merilis sebuah laporan yang menekankan apa yang mereka gambarkan sebagai “standar ganda” Barat mengenai hak asasi manusia global.
Agnes Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty International, mengatakan kepada Al Jazeera pada saat itu bahwa pendudukan Israel di Palestina adalah bukti rakyat Palestina berada di bawah rezim penindasan.
“Sebuah rezim pendudukan dan rezim apartheid,” kata Callamard kepada Al Jazeera.[sya]