(IslamToday ID)—Kantor kemanusiaan PBB pada hari Sabtu (14/10/2023) melaporkan lebih dari 400.000 warga Palestina telah mengungsi secara internal di Jalur Gaza akibat kampanye udara Israel yang masif.
“Sebagian besar orang tidak memiliki akses ke air minum bersih setelah pasokan melalui jaringan air dan operasi pabrik desalinasi/pemurnian air terhenti,” ungkap Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), seperti dilansir dari AA, Sabtu (14/10/2023).
“Sebagai langkah terakhir, orang-orang mengonsumsi air asin dari sumur pertanian, yang memicu kekhawatiran serius tentang penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air,” tambahnya.
Militer Israel memperingatkan 1,1 juta penduduk di utara Gaza untuk mengungsi pada Jumat (13/10/2023) “dalam waktu 24 jam” dan pindah ke selatan.
OCHA mengatakan puluhan ribu penduduk diperkirakan telah melarikan diri ke selatan mengikuti perintah tersebut.
PBB memperingatkan bahwa akan menjadi tidak mungkin bagi warga Palestina di Gaza untuk patuh pada perintah untuk meninggalkan utara tanpa “dampak kemanusiaan yang menghancurkan.”
Pasukan Israel melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan terhadap serangan militer oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah Israel.
Konflik ini dimulai pada hari Sabtu (14/10/2023) lalu ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa – serangan kejutan serentak yang mencakup hujan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan operasi tersebut sebagai balasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan kekerasan yang semakin meningkat oleh para pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi melawan target-target Hamas di dalam Jalur Gaza.
Respons ini mencakup pemutusan pasokan air dan listrik ke Gaza, yang lebih memperburuk kondisi hidup di wilayah yang telah menderita pengepungan yang mematikan sejak tahun 2007.
Lebih dari 3.300 orang telah tewas sejak pecahnya konflik ini, termasuk 1.900 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.(res)