(IslamToday ID)—Malaysia membatalkan partisipasinya dalam Frankfurt Book Fair tahun ini karena penyelenggara mendukung Israel.
Keputusan Malaysia untuk keluar dari apa yang dianggap sebagai pameran perdagangan buku terbesar di dunia ini datang setelah asosiasi sastra Litprom mengumumkan bahwa upacara penghargaan untuk novel karya seorang penulis Palestina di acara tersebut akan ditunda.
Diumumkan bahwa penulis Palestina Adania Shibli tidak akan dihormati dengan penghargaan LiBeraturpreis, sebuah penghargaan Jerman, di pameran tersebut, seperti yang awalnya direncanakan.
“Kementerian ini tidak akan berkompromi dengan kekerasan Israel di Palestina, yang jelas melanggar hukum internasional dan hak asasi manusia,” ungkap Kementerian Pendidikan Malaysia yang dikeluarkan pada Senin malam.
“Keputusan (untuk menarik diri) sejalan dengan sikap pemerintah untuk bersolidaritas dan memberikan dukungan penuh kepada Palestina,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (17/10/2023).
Malaysia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, telah lama mendukung perjuangan Palestina, dengan Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan pekan ini bahwa ia tidak setuju dengan tekanan Barat untuk mengutuk Hamas.
Pada hari Selasa (17/10/2023), Anwar meminta penghentian segera atas pengeboman di Gaza dan pembentukan koridor kemanusiaan, menyusul pembicaraan telepon dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Puluhan kelompok industri penerbitan Arab juga mengumumkan pada akhir pekan bahwa mereka akan menarik diri dari pameran tersebut.
Ini termasuk Sharjah Book Authority di Uni Emirat Arab, yang mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “kami mendukung peran budaya dan buku untuk mendorong dialog dan pemahaman antara orang.
“Kami percaya bahwa peran ini lebih penting dari sebelumnya.”
Selain itu, Emirates Publishers Association mengeluarkan pernyataan serupa, sementara surat kabar National berbasis di Uni Emirat Arab melaporkan bahwa Asosiasi Penerbit Arab di Mesir juga telah menarik diri.
Meskipun menolak untuk mengomentari keputusan para peserta individual, Boos (direktur Frankfurt Book Fair) bersikeras bahwa pameran tersebut “terbuka bagi penulis, penerbit, penerjemah, dan penggemar sastra dari seluruh dunia.”
Ini adalah “platform bagi suara Israel dan Palestina,” ungkapnya.(res)