(IslamToday ID)—Misinformasi dan konten kekerasan seputar konflik Gaza telah menjamur secara online.
Hal tersebut membuat komisi Eropa pada hari Kamis (19/10/2023) memberikan waktu seminggu kepada raksasa teknologi Meta dan TikTok untuk memberikan rincian tentang langkah-langkah pencegahan konten SARA.
Badan eksekutif UE mengatakan pihaknya secara resmi mengirimkan permintaan informasi kepada kedua perusahaan mengenai penilaian risiko dan langkah-langkah mitigasi terhadap penyebaran dan amplifikasi konten ilegal dan disinformasi setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Meta dan TikTok diminta memberikan informasi kepada Komisi selambat-lambatnya tanggal 25 Oktober 2023 untuk pertanyaan terkait respons krisis dan paling lambat tanggal 8 November 2023 tentang perlindungan integritas pemilu.
Misinformasi ini semakin melebar setelah Operasi Banjir Al-Aqsa milik Hamas, sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Dilansir dari AA, Kamis (19/10/2023), serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Sejak itu, misinformasi dan konten kekerasan seputar konflik telah menjamur secara online.(res)