(IslamToday ID) – Amerika Serikat yang merupakan pendukung setia penjajah Israel terus mengirimkan senjata berbahaya yang bertujuan untuk menghancurkan Palestina dan menciptakan krisis berbahaya di Timur Tengah.
Terbaru, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana untuk mengirim sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan Patriot dalam jumlah yang tidak diungkapkan ke Timur Tengah.
Dua alasan utama pengerahan sistem rudal tambahan itu adalah untuk membantu pertahanan Israel dan melindungi tentara Amerika yang berada di Timur Tengah.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga mengonfirmasi bahwa AS akan mengerahkan baterai THAAD dan Patriot tambahan ke lokasi di seluruh Timur Tengah untuk meningkatkan perlindungan kekuatan bagi pasukan AS di Timur Tengah.
“Setelah diskusi terperinci dengan Presiden [Joe] Biden mengenai eskalasi yang dilakukan Iran dan pasukan proksinya di kawasan Timur Tengah baru-baru ini, hari ini saya mengarahkan serangkaian langkah tambahan untuk lebih memperkuat postur Departemen Pertahanan di kawasan,” kata Austin dalam siaran persnya.
“Langkah-langkah ini akan meningkatkan upaya pencegahan regional, meningkatkan perlindungan pasukan AS di wilayah tersebut, dan membantu pertahanan Israel,” imbuh bos Pentagon.
Austin mencantumkan pengerahan THAAD dan Patriot di samping langkah-langkah lain yang telah diambil, termasuk pengerahan dua kelompok tempur kapal induk ke Mediterania Timur dan wilayah tanggung jawab CENTCOM untuk memperkuat kemampuan AS.
“Akhirnya, saya telah menempatkan sejumlah pasukan tambahan untuk bersiap mengerahkan perintah sebagai bagian dari perencanaan darurat yang bijaksana, untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan mereka untuk merespons dengan cepat jika diperlukan,” katanya.
Pengiriman senate ini semakin meningkatkan krisis yang akan dihadapi Palestina dan negara-negara disekiitarnya, karena dengan persenjataan ini militer Israel yaitu IDF akan semakin melancarkan serangkaian serangan udara ke Suriah (sekutu regional utama Iran).
IDF juga dan menargetkan milisi Hizbullah di Lebanon selatan (yang juga merupakan sekutu Iran) setelah kelompok itu mengancam akan membuka serangan “front kedua” melawan Tel Aviv jika militer Zionis nekat meluncurkan invasi darat ke Gaza.
“Saya pikir pengerahan THAAD dan sistem pertahanan udara lainnya dengan jelas menunjukkan bahwa Amerika Serikat terlibat dalam hal ini dan [akan] mendukung Israel dengan sangat, sangat kuat,” kata Michael Maloof, mantan analis kebijakan keamanan Kantor Menteri Pertahanan AS, kepada Sputnik, Senin (23/10/2023).
Namun, aasalah dengan strategi AS, tegas Maloof, adalah bahwa Washington hanya bereaksi terhadap kejadian yang terjadi segera, alih-alih melihat atau menganalisis bagaimana eskalasi regional dimulai.
“Mereka tidak melihat apa yang menyebabkan semua ini. Dan ini adalah hal yang tidak diketahui atau hanya ingin diabaikan oleh orang-orang karena ancaman yang akan segera terjadi. Jadi perang ini, potensi perang ini akan meningkat dengan sangat cepat, terutama jika Israel tidak hanya menyerang Gaza, namun jika perang [meluas] di utara hingga ke Lebanon,” papar Maloof. [sya]