(IslamToday ID)—Oxfam telah memperbarui seruannya agar barang-barang penting dapat masuk ke Jalur Gaza yang terkepung.
Lebih lanjut, organisasi itu menyatakan bahwa kelaparan digunakan sebagai “senjata perang” setelah penjajah Israel memotong pasokan makanan, air, listrik, dan bahan bakar ke wilayah tersebut.
Penjajah Israel memberlakukan “pengepungan total” di Gaza setelah para pejuang Hamas meluncurkan serangan dari Gaza ke selatan Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menurut otoritas Israel menewaskan setidaknya 1.400 orang.
Selain pengepungan, penjajah Israel telah membombardir wilayah tersebut tanpa henti, yang menurut otoritas Gaza yang dikuasai oleh Hamas, dan menewaskan lebih dari 6.600 orang.
Pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan tentang bencana kemanusiaan dan lembaga-lembaga PBB telah memohon kepada Israel untuk mengizinkan lebih banyak truk bantuan masuk ke Gaza.
Kurang dari 70 truk bantuan telah masuk ke wilayah yang miskin sejak perang dimulai.
Dalam pernyataan pada hari Rabu (25/10/2023), Oxfam mengatakan hanya “dua persen makanan yang seharusnya disalurkan telah masuk ke Gaza sejak pengepungan total.”
Untuk mengatasi krisis makanan yang mendesak, Oxfam mengatakan sekitar 104 truk perlu dibutuhkan setiap hari untuk mengirim makanan ke Gaza.
Sally Abi Khalil, direktur Oxfam untuk Timur Tengah regional mengatakan situasinya mengerikan.
“Jutaan warga sipil sedang dihukum secara kolektif di depan mata dunia, tidak ada alasan untuk menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.”
“Setiap hari, situasinya semakin buruk. Anak-anak mengalami trauma berat akibat bombardir yang terus menerus; air minum mereka tercemar atau diiritasi,… Seberapa banyak lagi yang diharapkan Gazans tahan?” tambah Khalil, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis (26/10/2023).
Merujuk pada hukum kemanusiaan internasional, yang melarang kelaparan sebagai metode perang, Oxfam mengatakan bahwa “sudah menjadi jelas bahwa situasi kemanusiaan yang sedang berkembang di Gaza sesuai dengan larangan yang dikutuk dalam resolusi tersebut.”
LSO juga menyerukan Dewan Keamanan PBB (UNSC) dan negara-negara anggota untuk mencegah situasi semakin memburuk dan menuntut gencatan senjata segera sehingga semua makanan, bahan bakar, air, dan perlengkapan medis yang diperlukan dapat terpenuhi.
Pada hari Selasa (24/10/2023), lembaga-lembaga PBB mengatakan mereka memohon agar bantuan yang tidak terhambat masuk ke Gaza dan mengatakan bahwa dibutuhkan lebih dari 20 kali pengiriman saat ini untuk mendukung populasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan obat-obatan dan perlengkapan kesehatan telah disalurkan ke tiga rumah sakit rujukan penting di selatan Gaza. Namun, mereka masih perlu mencapai bagian utara enklaf Palestina tersebut.(res)