(IslamToday ID)— Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya tidak akan menyetujui gencatan senjata, dengan mengatakan, “Ini adalah waktunya untuk perang”.
Pada tanggal 7 Oktober, kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan kejutan besar-besaran terhadap Israel dari Gaza, setelah bertahun-tahun mengalami pendudukan dari penembakan dari pasukan Israel.
Israel membalas secara kejam dengan serangan udara dan memberlakukan blokade di Gaza, rumah bagi lebih dari dua juta orang.
Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Senin (30/10/2023) bahwa lebih dari 420 anak terbunuh atau terluka di Gaza setiap hari.
“Angka ini melampaui jumlah anak yang terbunuh setiap tahunnya di seluruh zona konflik dunia sejak tahun 2019,” ujar Lazzarini, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (31/10/2023).
Lazzarini memperingatkan bahwa “gencatan senjata kemanusiaan yang segera dilakukan telah menjadi masalah hidup dan mati bagi jutaan orang,”
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa “masa kini dan masa depan rakyat Palestina dan Israel bergantung pada gencatan senjata tersebut.”
Dalam perkembangan terpisah pada hari Senin (31/10/2023), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya memperluas serangan daratnya ke Gaza dan akan melanjutkan “serangan besar-besaran dan signifikan” dalam mengejar militan Hamas.(res)