(IslamToday ID) –Perekonomian penjajah Israel babak belur karena kegigihan rakyat Gaza dan Hamas yang tidak pernah mundur meski terus menerus diserang secara brutal oleh Israel.
Derek-derek yang memenuhi cakrawala Tel Aviv terhenti selama berhari-hari setelah kota itu menutup lokasi pembangunan.
“Hal ini bukan merupakan pukulan berat bagi kontraktor atau industrialis saja. Ini merupakan pukulan telak bagi setiap rumah tangga di Israel,” ujar Presiden Asosiasi Pembangun Israel Raul Sarugo.
Lembaga pemeringkat telah memperingatkan bahwa mereka dapat menurunkan penilaian mereka terhadap kelayakan kredit negara apartheid tersebut.
Ratusan ribu tentara cadangan telah dipanggil, sehingga menyebabkan kesenjangan sumber daya manusia dan mengganggu rantai pasokan dari pelabuhan hingga supermarket. Sementara pengecer merumahkan karyawannya, dan nilai mata uang Israel merosot.
Selanjutnya Industri teknologi tinggi, yang berkembang selama pandemi Covid-19, dan sedang mengalami kesulitan.
“Produktivitas turun secara signifikan, karena sulit untuk fokus pada pekerjaan sehari-hari ketika Anda memiliki kekhawatiran yang bersifat eksistensial,” kata Barak Klein, chief financial officer di perusahaan fintech ThetaRay.
Diperkirakan 10-15 persen dari tenaga kerja teknologi tinggi telah dipanggil sebagai tentara cadangan.
“Kami telah berhubungan dengan ratusan perusahaan teknologi, terutama perusahaan-perusahaan yang masih dalam tahap awal,” ujar CEO Otoritas Inovasi Israel yang didanai negara, Dror Bin.
Bin menambahkan, banyak di antara mereka yang sedang menjalani putaran pendanaan dan kehabisan uang.
Bank of Israel memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk tahun 2023 menjadi 2,3 persen dari 3 persen. Bank sentral tersebut juga merevisi perkiraan pertumbuhan Israel pada 2024 menjadi 2,8 persen dari 3 persen pada 2024 dengan asumsi perang di Gaza segera diakhiri. [sya]