(IslamToday ID)—Ribuan warga Afrika Selatan melakukan unjuk rasa pada hari Sabtu (11/11/2023) di Cape Town untuk memprotes serangan penjajah Israel di Jalur Gaza yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 11.000 korban.
Protes yang diselenggarakan oleh beberapa kelompok masyarakat sipil ini menarik pengunjuk rasa dari berbagai denominasi agama, termasuk Muslim, Kristen, dan Yahudi.
Para pengunjuk rasa, yang membawa bendera dan spanduk Palestina berisi pesan solidaritas terhadap warga Palestina, menuntut gencatan senjata segera di Gaza.
Sekretaris Jenderal partai berkuasa Kongres Nasional Afrika, Fikile Mbalula, dan anggota parlemen ANC, Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela, meminta pemerintah mengakhiri hubungan diplomatik dengan penjajah Israel.
Dilansir dari MEMO, Ahad (12/11/2023), mereka juga menuntut pemerintah menutup Kedutaan Besar Israel di Pretoria.
Afrika Selatan pekan lalu menarik seluruh staf diplomatiknya dari Tel Aviv untuk berkonsultasi karena perang penjajah Israel di Gaza.
Minggu ini, Kementerian Luar Negeri memanggil Duta Besar Israel Eliav Belotsercovsky sehubungan dengan dugaan perilakunya baru-baru ini terkait perang.
Belotsercovsky dituduh melontarkan pernyataan yang meremehkan pihak-pihak yang menentang serangan terhadap warga Palestina.
“Duta Besar Belotsercovsky diminta untuk berperilaku sejalan dengan Konvensi Wina, yang memberikan hak dan tanggung jawab tertentu kepada kepala misi diplomatik, yang salah satunya adalah mengakui keputusan kedaulatan negara tuan rumah,” ungkao Kementerian Luar Negeri.
Warga negara Afrika Selatan telah mengadakan lebih dari selusin protes sejak konflik bersenjata Israel-Palestina dimulai pada 7 Oktober.(res)