(IslamToday ID) –Seorang warga perempuan Palestina yang telah dibebaskan penjajah Israel, Maysoon Musa Al Jabali, mengungkapkan hal yang dialami para sandera selama berada di penjara Israel. Menurut dia, otoritas penjara Israel sesuka hati menghajar dan menyiksa para tahanan perempuan Palestina.
Setelah ditahan lebih dari delapan tahun, dia dibebaskan dari penjara Israel berdasarkan kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas. Dia menambahkan, para sipir Israel juga tak segan menyemprot para tahanan Palestina dengan gas beracun dan hanya memberi sedikit makanan.
Jabali, yang ditahan Israel sejak Juni 2015, mengatakan kepada Anadolu pada Ahad bahwa kondisi di penjara Israel memburuk sejak 7 Oktober 2023, ketika pejuang Hamas menyerang Israel. Dia menggambarkan periode itu sebagai “masa-masa sulit”.
“Israel merampas segalanya dari para tahanan perempuan setelah 7 Oktober,” kata Jabali.
“Para sipir Israel menyiksa para tahanan perempuan dengan memukul, menyemprot dengan gas, dan mengirim mereka ke sel isolasi,” kata dia.
“Para sipir memberi tahu kami bahwa mereka bebas melakukan apa saja,” ujarnya.
Tahanan perempuan di penjara Israel juga menghadapi kekurangan makanan. Menurut Jabali, pihak penjara menyediakan makanan bagi 80 tahanan tetapi jumlahnya hanya cukup untuk 10 orang.
Dia mengatakan, para sandera perempuan juga menerima beberapa kabar tentang apa yang sedang terjadi di luar. Meski sudah dibebaskan, Jabali mengatakan bahwa warga Palestina yang merdeka tidak ingin kebebasan mereka diperoleh dengan cara seperti ini.
“Kami telah membayar harga yang mahal demi kebebasan kami,” katanya.
Setelah bebas, dia mengaku ingin meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi. “Saya memperoleh gelar sarjana di bidang pelayanan sosial di dalam penjara,” kata Al-Jabali.
“Ambisi saya adalah menyelesaikan pendidikan saya. Saya punya harapan besar,” ujarnya.
Jabali tiba di Kota Al Bireh di Tepi Barat tengah bersama 33 sandera anak-anak setelah mereka dibebaskan berdasarkan kesepakatan pertukaran sandera.
Ratusan warga Palestina berkumpul di Lapangan Baljiyat di kota itu untuk menyambut para sandera yang dibebaskan sambil mengibarkan bendera Palestina, Hamas, dan Fatah, menurut koresponden Anadolu di lokasi.
Berdasarkan perjanjian, para sandera akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari. Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran terhadap Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas bulan lalu.
Serangan Israel itu telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut. [sya]