(IslamToday ID) – Pada Ahad (14/1/2024) perang Israel-Hamas sudah memasuki hari ke-100. Perang ini sudah menjadi perang paling mematikan dan terlama penjajah Israel di Palestina sejak tahun 1948 dan hingga hari ini serangan penjajah Israel belum ada tanda-tanda perang akan berakhir.
Israel mendeklarasikan perang pada 7 Oktober lalu dimana operasi menimbulkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza.
Militer penjajah Israel mengatakan perang diperkirakan akan terus berlangsung sepanjang 2024.
Serangan pada 7 Oktober oleh Hamas berhasil membutakan Israel dan mengguncang kepercayaan masyarakat pada pemimpin-pemimpinnya.
Meski terdapat dukungan kuat dalam operasi militer tapi masyarakat Israel sangat trauma dengan peristiwa itu.
Dukungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah turun drastis sejak perang ini berlangsung.
Sementara itu, sejarawan Tom Segev mengatakan perang akan mengguncang Israel selama bertahun-tahun, dan mungkin beberapa generasi mendatang.
Ia mengatakan kegagalan pemerintah mencegah serangan 7 Oktober dan ketidakmampuan membawa pulang para sandera mengobarkan perasaan pengkhianatan dan kurangnya kepercayaan terhadap pemerintah.
Namun, perubahan akibat perang lebih buruk lagi bagi Gaza dan masyarakat Palestina yang tinggal di sana.
Sebelum serangan 7 Oktober hidup di Gaza sudah sulit karena blokade Israel dan Mesir usai Hamas menguasai pemukiman tersebut sejak 2007. Kini daerah itu hampir tidak dikenali.
Pakar mengatakan pengeboman Israel ke Gaza salah satu yang paling intensif dalam sejarah modern.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan total korban tewas dalam serangan Israel mencapai 24 ribu, lebih 1 persen dari populasi Palestina sebelum perang.
Ribuan orang terluka atau masih hilang. Lebih dari 80 persen terpaksa mengungsi, dan puluhan ribu orang tinggal berdesak-desakan di tenda-tenda pengungsi di daera kecil di selatan Gaza yang juga ditembaki Israel.
Pakar peta dari Oregon State University Jamon Van Den Hoek dan rekannya dari City University of New York Corey Scher berdasarkan citra satelit memperkirakan hampir setengah bangunan di Gaza rusak atau hancur.
“Skala kehancuran atau kerusakan di seluruh Gaza sangat luar biasa,” kata Vn Den Hoek di LinkedIn.
Jumlah korban jiwa juga mencengangkan. PBB memperkirakan seperempat populasi Gaza mengalami kelaparan. Hanya 15 dari 36 rumah sakit yang beroperasi.
Sistem kesehatan di pemukiman itu ambruk. Anak-anak tidak sekolah selama berbulan-bulan dan tidak ada prospek mereka akan dapat kembali belajar di sekolah.
“Gaza pada dasarnya menjadi tidak bisa dihuni, kata kepala badan kemanusiaan PBB, OCHA, Martin Griffiths.[sya]