(IslamToday ID) – Wakil kepala Staf Umum Rusia, Kolonel Jenderal Sergey Rudskoy, menuduh NATO mengirim tentaranya ke Ukraina dan menyamar sebagai bagian dari pasukan bayaran.
“Tentara NATO berperang melawan Angkatan Darat Rusia dalam konflik Ukraina dengan menyamar sebagai tentara bayaran, klaim seorang pejabat senior pertahanan Rusia,” katanya kepada surat kabar Krasnaya Zvezda pada Senin (19/2/2024).
Ia menyebut serangan Ukraina terhadap warga sipil Rusia terjadi atas perintah Ukraina dengan persetujuan diam-diam dari perwira negara Barat.
Tuduhan itu berdasarkan informasi intelijen Rusia soal senjata Barat yang dikirim ke Ukraina.
“AS dan sekutunya menyediakan persenjataan lengkap bagi Ukraina dan menyediakan layanan komunikasi dan informasi intelijen, namun beberapa peralatan tersebut memerlukan personel Barat yang berkualifikasi di lapangan,” kata pejabat itu, dikutip dari TASS.
Atas dasar itulah pejabat tersebut mengatakan tentara NATO berada di Ukraina untuk membantu mereka menyerang Rusia.
“Tentara NATO yang menyamar sebagai tentara bayaran berpartisipasi dalam operasi militer. Mereka mengendalikan sistem pertahanan udara, rudal operasional-taktis dan beberapa sistem peluncuran roket, dan masuk ke dalam detasemen penyerangan,” kata Kolonel Jenderal Sergey Rudskoy.
Ia mengatakan perwira NATO secara langsung mempersiapkan operasi militer untuk angkatan bersenjata Ukraina.
Pejabat Rusia tersebut memperkirakan Ukraina menderita kerugian besar dan gagal menembus zona pertahanan taktis Rusia.
Sementara itu, menurutnya, Angkatan Darat Rusia mempelajari dan menguji cara-cara peperangan yang baru.
Setelah menguasai Kota Avdiivka, katanya, pasukan Rusia meningkatkan posisi mereka di sepanjang garis perbatasan kota itu.
Baca juga: Klaim Berhasil Rebut Kota Avdiivka, Putin: Ini Kemenangan Penting dan Pencapaian Besar Rusia
Sebelumnya, Rusia menuduh adanya kehadiran tentara bayaran asing di Ukraina.
Pada pertengahan Januari 2024, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan telah membunuh lebih dari 60 tentara asing yang mayoritas penutur bahasa Prancis.
Menurut perkiraan Kementerian Pertahanan Rusia, lebih dari 5.900 tentara bayaran asing telah tewas di Ukraina sejak awal perang pada 24 Februari 2022.[sya]