(IslamToday ID) – Houthi di Yaman mengibarkan bendera perang melawan Amerika Serikat, Israel dan Sekutunya di Laut Merah.
Dalam pengumuman terbarunya, Houthi Yaman telah merekrut 200.000 pasukan baru untuk membantu melancarkan serangan ke kapal-kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel dan sekutunya di Laut Merah.
“Sebagai tanda solidaritas terhadap Gaza dan Hamas, Houthi telah merekrut dan melatih lebih dari 200.000 pejuang baru sejak kelompok tersebut memulai aksinya di Laut Merah untuk mendukung Palestina, kata juru bicara Houthi.
Rekrutmen ini dilakukan Houthi sejalan dengan misi pejuang pro-Palestina asal Yaman itu untuk menekan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu agar menarik pasukan dan menghentikan serangan di Gaza.
Selain memperkuat pertahanan di kawasan Laut Merah, pasukan baru Houthi kabarnya akan ditugaskan di tempat strategis seperti Provinsi Marib, yang kaya sumber daya alam seperti cadangan gas dan minyak.
Terlebih Provinsi Marib saat ini masih belum dikuasai sepenuhnya oleh Houthi, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Menurut catatan peneliti dari Pusat Studi Strategis Sanaa, Abdulghani Al Iryani, rekrutmen pertama kali dilakukan pejuang Houthi pasca Amerika dan para sekutunya melancarkan serangan udara.
Sejak saat itu Houthi aktif menambah basis pasukannya hingga mencapai 37.000 pejuang.
Kemudian pada 12 Februari kemarin, Houthi kembali merekrut pejuang baru sekitar 150.000 orang untuk menghancurkan ekonomi Israel serta pendukung utamanya, AS lewat serangan rudal yang menargetkan kapal dagang di Laut Merah.
Sejak Houthi aktif melakukan serangan yang menargetkan kapal dagang asal Israel, negara Zionis ini merugi 3 miliar dolar AS akibat terputusnya jalur Laut Merah dan Laut Arab.
Biaya impor barang yang mereka harus tanggung melonjak naik hingga keuntungan terpangkas sebanyak 85 persen.
Tak hanya melakukan rekrutmen massal, untuk meningkatkan kekuatan dalam menghadapi pasukan Israel dan Amerika, kelompok Houthi juga turut menggandakan alat tempur.
Seperti baru-baru ini pemimpin kelompok itu memperkenalkan “senjata kapal selam”, sebagai bentuk solidaritas yang berkelanjutan terhadap warga Palestina dalam perang Gaza.
“Kami memperkenalkan senjata kapal selam dalam konfrontasi di Laut Merah, dan senjata itu adalah senjata yang membuat musuh cemas,” ujar al-Houthi dikutip dari Mehr News.[sya]