(IslamToday ID) – Pemerintah Australia menolak visa kunjungan sekitar 160 warga Palestina dalam tiga bulan konflik Israel-Palestina. Penolakan tersebut merupakan bentuk kekhawatiran para pendatang tersebut akan tinggal dan menetap di Australia.
Mengutip Sputnik, Selasa (16/4/2024), dari 160 warga Palestina 150 di antaranya ditolak lantaran dianggap tidak tidak menunjukkan niat tulus untuk tinggal sementara di Australia. Sementara sepuluh orang lainnya yang mengajukan permohonan ditolak karena alasan lain.
Laporan ini muncul setelah laporan yang dibuat sebulan lalu yang mengungkapkan bahwa beberapa warga Palestina yang telah diberikan visa mengalami pembatalan.
Hampir 2.300 visa sementara yang telah diberikan kepada warga Palestina yang memiliki koneksi ke Australia antara tanggal 7 Oktober dan 6 Februari 2024 namun tidak dapat digunakan.
Meski demikian ada 330 orang yang berhasil mencapai Australia selama jangka waktu tersebut.
Rasha Abbas, salah satu pendiri Palestine Australia Relief and Action Foundation, mengatakan bahwa banyak warga Palestina yang ditolak telah didorong oleh pemerintah Australia untuk menggunakan klausul visa turis yang ditolak.
“Kami benar-benar bingung dengan apa yang berubah,” kata Abbas.
Sementara, Presiden Jaringan Advokasi Palestina Australia, Nasser Mashni, mengatakan sungguh sulit dipercaya bahwa pemerintah Australia menolak beberapa permohonan visa sambil menyiratkan bahwa mereka yakin orang-orang tidak akan meninggalkan Australia karena betapa menindas dan berbahayanya pemerintah Israel yang telah mengorbankan nyawa warga Palestina.
“Warga Ukraina diminta untuk mengajukan visa yang sama pada tahun 2022, dan tidak ada laporan penolakan visa atas dasar ini,” tambahnya.
Dirinya pun menuntut perlakuan yang sama kepada warga palestina seperti yang diterima Ukraina.
“Pemerintah harus memperlakukan warga Palestina dengan rasa kemanusiaan dan kasih sayang seperti yang diberikan kepada warga Ukraina.” [ran]