(IslamToday ID) – Banyak pihak menuding pemberian bantuan olah AS kepada warga Palestina di Gaza hanya sebuah basa-basi belaka.
Meski AS telah berulang kali menyuarakan keprihatinan mengenai banyaknya korban sipil yang disebabkan oleh invasi Israel ke Jalur Gaza, hal ini tidak menghalangi Washington untuk mengirim pasokan militer ke Tel Aviv, yang pada dasarnya membantu Israel melancarkan kampanye ini.
Mengutip Sputnik, Jumat (26/4/2024) Presiden AS Joe Biden tetap mengizinkan penyediaan pasokan militer senilai $15 miliar ke Israel minggu ini.
Paket terbaru bernilai miliaran dolar untuk Israel tersebut datang ketika kepemimpinan militer Israel tampaknya berniat menyerang Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza selatan yang saat ini padat dengan pengungsi yang melarikan diri dari wilayah lain di wilayah Palestina yang dilanda invasi Israel.
Meski Biden dilaporkan memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan lalu bahwa serangan terhadap Rafah adalah sebuah kesalahan, Gedung Putih tampaknya tidak ingin mencegah Tel Aviv melakukan serangan ini.
Awal bulan ini, CNN melaporkan bahwa pemerintahan Biden mengizinkan pengiriman sekitar 1.000 bom MK82 dan bom berdiameter kecil dalam jumlah yang sama, tampaknya tidak gentar dengan fakta bahwa militer Israel tampaknya ingin meratakan bangunan di Jalur Gaza melalui serangan udara.
Kepemimpinan AS juga nampaknya tidak terganggu – atau setidaknya tidak cukup terganggu untuk menghentikan pasokan militer ke Israel atau menjatuhkan sanksi terhadap Tel Aviv. [ran]