JOGJA, (IslamToday ID) – Rektor pertama Universitas Gadjah Mada
(UGM) 1950-1961 dan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) 1964-1970, Prof M
Sardjito dianugerahi gelar pahlawan nasional. Sebenarnya apa saja jasa Sardjito
untuk bangsa Indonesia?
Rektor UGM Yogyakarta, Prof Panut Mulyono menjelaskan, jasa
Sardjito terutama di masa awal perjuangan Republik begitu besar. Bahkan
Sardjito disebut-sebut pernah terjun langsung ke medan perang membantu di
bidang kesehatan.
“(Sardjito) pernah ikut perang juga ya. Artinya membantu
tentara-tentara (Republik Indonesia) yang berperang, dan yang sangat terkenal
itu kan biskuit Sardjito,” jelas Panut, Jumat (8/11/2019).
Biskuit Sardjito
merupakan makanan khusus yang diramu Sardjito untuk bekal tentara Republik yang
berada di medan perang. Keberadaan biskuit ini sangat membantu, apalagi kala
itu persediaan logistik serba terbatas.
“Karena biskuit Sardjito itu mempunyai formula yang khusus,
sehingga bisa menahan lapar atau energinya cukup besar untuk di lapangan.
Memang banyak jasa beliau,” tutur eks Dekan Fakultas Teknik UGM itu.
Selain itu,
Sardjito juga berjasa dalam mengamankan vaksin cacar yang dikembangkan Institut
Pasteur Bandung dari tangan Jepang dan Sekutu. Kala itu, keberadaan vaksin
cacar amat dibutuhkan pihak Republik.
“Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Pasteur,
sehingga waktu itu memindahkan vaksin jika dibawa dengan, mungkin wadahnya itu
takut ketahuan di jalan oleh pemerintah Belanda atau Jepang yang saat itu,”
tutur Panut.
“Sehingga (vaksin cacarnya) disuntikkan di kerbau, nanti
setelah sampai Klaten itu vaksinnya diambil lagi. Kemudian (kiprah) beliau
(yang lainnya) juga aktif atau pernah menjadi kepala PMI, Palang Merah
Indonesia,” sambungnya.
Tak hanya
berjasa mengamankan vaksin cacar, Sardjito juga berjasa besar dalam proses
pendirian sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Di antaranya ia membantu
pendirian Universitas Airlangga di Surabaya dan Universitas Soedirman Purwokerto.
Atas jasa-jasanya pada kemanusiaan, namanya kini diabadikan
untuk nama rumah sakit pemerintah terbesar di DIY. Sardjito sendiri
diajukan menjadi pahlawan nasional oleh UGM sejak tahun 2012.
Selain Sardjito, pemerintahan Jokowi tahun ini juga memberikan gelar pahlawan nasional kepada 5 tokoh lainnya. Pemberian gelar itu diterima langsung oleh para ahli waris di Istana Negara, Jumat (8/11/2019). Total ada 6 tokoh dari berbagai wilayah di Indonesia yang mendapat gelar pahlawan nasional.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan dilanjutkan dengan mengheningkan cipta yang dipimpin langsung oleh Jokowi. “Untuk mengenang jasa para pahlawan, mengheningkan cipta dimulai,” kata Jokowi.
Gelar tersebut diberikan Jokowi sesuai dengan Keppres No 120/TK/Tahun 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Enam nama ini merupakan hasil seleksi dari 20 nama tokoh yang diajukan.
Acara ini dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Kesehatan dr Terawan, Mendagri Tito Karnavian, Mensesneg Pratikno, hingga Jaksa Agung ST Burhanuddin. Hadir juga Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Idham Aziz, para pimpinan DPR dan pimpinan MPR, kemudian hadir juga Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa hingga Meutya Hatta. (wip)
Berikut ini nama penerima penganugerahan gelar Pahlawan Nasional 2019:
1. Rohana Kudus dari Sumatera Barat
2. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) dari Sulawesi Tenggara
3. Prof dr M Sardjito dari DIY
4. KH Abdul Kahar Mudzakkir dari DIY
5. A A Maramis dari Sulawesi Utara
6. KH Masjkur dari Jawa Timur
Sumber: Detik.com, CNNIndonesia.com