SUBANG, (IslamToday ID) – Sebenarnya, sejarah proyek jalan Tol Cipali digagas sejak zaman Orde Baru sebelum mangkrak. Pada 2011 di era Presiden SBY, proyek ini baru dilanjutkan, dan akhirnya diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 13 Juni 2015.
Saat ini, Tol Cipali merupakan ruas jalan tol terpanjang di Indonesia, yakni memiliki jalan sepanjang 116 kilometer. Jalur jalan tol ini menghubungkan Cikopo di Purwakarta dengan Palimanan di Cirebon, sehingga dinamakan Cipali atau Cikopo-Palimanan.
Jalur Cipali adalah kelanjutan dari jalan tol Jakarta-Cikampek dan menjadi bagian dari jalan tol Jakarta-Palimanan. Kilometer 0 Tol Cipali berada di Cawang (Jakarta) dan berakhir di Palimanan. Jalur ini termasuk Jalan Tol Trans Jawa yang akan menghubungkan Merak (Banten) hingga Banyuwangi (Jawa Timur).
Proyek tol melintasi rezim proyek Tol
Cipali digagas pada akhir rezim Orde Baru. Dalam buku Sandiaga Uno berjudul “Kerja
Tuntas Kerja Ikhlas” (2017) terungkap bahwa upaya membangun jalan tol untuk
mengurangi beban jalur Pantura (Pantai Utara Jawa) ini sudah muncul sejak era
Presiden Soeharto sebagaimana tercatat dalam rencana tata ruang Kabupaten
Subang tahun 1996.
Akan tetapi, banyak kendala yang menghambat pembangunan
proyek besar yang semula dinamakan Tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) ini,
terutama krisis moneter yang meluluhlantakkan perekonomian Indonesia pada 1997
dan 1998, juga berimbas terhadap rezim penguasa. Soeharto pun lengser sejak 21
Mei 1998.
Pasca-reformasi, perekonomian nasional belum sepenuhnya stabil meskipun rezim beberapa kali berganti. Dari era Presiden BJ Habibie (1998-1999), Abdurrahman Wahid (1999-2001), hingga Megawati Soekarnoputri (2001-2004), kelanjutan nasib proyek Tol Cipali terus saja menjadi teka-teki.
Pada masa pemerintahan Presiden SBY yang
berlangsung sejak 2004, upaya untuk menghidupkan kembali Tol Cipali mulai
dilakukan. Hanya saja, lagi-lagi muncul halangan, termasuk alotnya pembebasan
lahan. Tak hanya penduduk yang melancarkan protes. Pada 2008, misalnya, para
pengurus dan santri sejumlah pondok pesantren di Cirebon juga melakukan hal
serupa, yakni menolak pembangunan Tol Cipali.
Kendati memakan waktu cukup lama, pemerintahan SBY mampu
menuntaskan masalah tersebut. Proyek Tol Cipali pun siap dibangkitkan setelah
mangkrak bertahun-tahun sedari rezim Soeharto. Peletakan batu pertama lanjutan
proyek Tol Cipali dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum era SBY, Djoko Kirmanto
pada 8 Desember 2011.
Sejak 2014, Jokowi terpilih sebagai Presiden RI dan langsung menggenjot pembangunan infrastruktur, termasuk percepatan pembangunan Tol Cipali. Alhasil, proyek tol panjang ini mampu diselesaikan dua bulan lebih cepat dari target semula.
Renggut Puluhan Nyawa
Presiden Jokowi meresmikan Tol Cipali pada 13 Juni 2015. Beberapa hari setelah peresmian itu, sudah terjadi sejumlah kecelakaan. Data Polda Jawa Barat menunjukkan, hingga akhir 2015 atau 6 bulan setelah dioperasikan, telah terjadi 88 insiden di sepanjang jalur Tol Cipali.
Tercatat 33 orang tewas, 17 orang luka berat, dan 92 orang luka ringan. Sebagian besar penyebab kecelakaan adalah faktor kelengahan pengemudi. “Setidaknya 53 kasus kecelakaan di Tol Cipali (tahun 2015) diakibatkan kondisi sopir yang mengantuk,” ungkap Humas Polda Jabar kala itu, Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, 6 Desember 2015.
Hal senada sebelumnya juga dikatakan oleh Kapolda Jawa Barat saat itu, Irjen Pol Moechgiyarto. “Mungkin itu karena faktor human error, karena memang jalannya mulus, mulus sekali, panjang lurus, sehingga mengantuk dan terjadilah (kecelakaan),” tuturnya, 23 Juni 2015.
Selain itu, lanjut Moechgiyarto, fasilitas penerangan jalan yang masih kurang juga menjadi penyebab kecelakaan di Tol Cipali. Beberapa insiden memang terjadi pada malam hari. Ia menambahkan, tabrakan juga disebabkan lantaran belum lengkapnya rambu-rambu lalu lintas yang dipasang di sepanjang jalur tol.
Sedangkan menurut pengamat transportasi,
Andy W Sinaga, 5 Januari 2017, tingginya angka kecelakaan di Tol Cipali
disebabkan oleh tiga faktor, yaitu kultur berkendara, faktor teknis kendaraan,
dan faktor infrastruktur jalan.
Sementara, dalam 9 bulan terakhir ternyata Tol
Cipali sudah menelan 38 korban jiwa. Kecelakaan antara dua bus pada Kamis
(14/11/2019) dini hari menambah panjang daftar korban tewas di jalur itu. Kecelakaan
terjadi antara bus PO Sinar Jaya dengan nopol B 7949 IS dan
bus PO Arimbi Jaya Agung dengan nopol B 7168 CGA. Tujuh penumpang tewas dalam tragedi kali ini. (wip)
Sumber: Tirto.id, Gridoto.com