JAKARTA, (IslamToday ID) –
Media sosial heboh dengan pernyataan Sukmawati
Soekarnoputri yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno. Tagar #TangkapSukmawati pun trending topic di jejaring sosial Twitter.
Warganet ramai mengkritik pernyataan Sukmawati
tersebut. Putri Bung Karno tersebut dinilai telah menghina Nabi Muhammad.
Warganet juga menyeret-nyeret kasus Sukmawati saat membandingkan suara azan dengan kidung Ibu Indonesia. Ada pula yang memposting tulisan berjudul “Bung Karno: Tak Ada Pemimpin yang Lebih Besar dari Nabi Muhammad”.
Adapun ucapan Sukmawati itu dilontarkan pada saat dirinya menghadiri sebuah diskusi bertajuk “Bangkitkan Nasionalisme, Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme” pada Senin (11/11/2019).
Dalam diskusi itu, awalnya Sukmawati berbicara tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari penjajahan Belanda. Kegiatan itu sendiri dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.
“Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini,” tanya Sukmawati seperti dalam videonya yang viral.
Akibat pernyataannya,
Sukmawati dipolisikan oleh Koordinator Bela Islam (Korlabi) atas dugaan
penistaan agama. Pihak pelapor meminta polisi segera memproses laporan
tersebut.
Lalu bagaimana Sukmawati menanggapi tagar
#TangkapSukmawati yang lagi trending
itu?
“Ya nggak bisa sembrono gitu lho,
apa kesalahan saya?” kata Sukmawati, Sabtu (16/11/2019).
Ia mengatakan ucapannya itu adalah sebuah
pertanyaan. “Kan itu saya bertanya, silakan lihat video yang benar, yang
lengkap,” cetusnya.
“Awalnya itu ada kata-kata yang diubah oleh
wartawan, padahal saya kan hanya bertanya. Pertanyaan saya ‘di awal abad ke-20
siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia?’. Kan gitu,”
lanjutnya.
Menurut Sukmawati,
pertanyaannya itu ia lontarkan kepada forum untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan generasi muda soal sejarah bangsa. Forum diskusi yang digelar di
The Tribrata Darmawangsa, Jaksel itu dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai
universitas.
“Kan saya ingin tahu anak-anak ini tahu nggak
sejarahnya. Saya bilang ‘apakah itu Nabi Yang Mulia Muhammad, apa Soekarno?’
Saya nggak ada (menyebut) kata ‘jasa’, kalau itu kan opini wartawan,” jelasnya.
Ia pun meminta masyarakat mencermati kembali isi
pidatonya itu secara utuh. “Silakan diperiksa kata-kata saya hanya bertanya,
saya hanya bertanya ‘siapa yang berjuang di awal abad 20, siapa yang berjuang’.
Terus ada lagi video nggak lengkap, ‘saya bilang mana lebih bagus Alquran atau
Pancasila’, itu juga dieditnya sepenggal gitu,
nggak seluruhnya,” sambungnya.
Menurutnya, videonya yang diedit itu membuat
dirinya dihujat dan dianggap menistakan agama.
“Padahal ada
kaitannya dengan sebelumnya dengan yang saya utarakan, jadi jangan
separuh-separuh untuk membuat saya kaya dihujat, dicemooh, selalu arahnya
penistaan agama,” imbuh Sukmawati.
Ia pun mengaku siap menghadapi laporan tersebut.
“Oh siap saja gitu lho, kalau mau pakai jalur hukum, ya ayo.
Kalau mau lebih lengkap, polisi pasti ada dokumentasi lebih lengkap,”
tandasnya. (wip)
Sumber: Detik.com, Gelora.co