KARANGANYAR, (IslamToday ID) – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) akan kembali membangun 2.000 Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas pada tahun 2020. Sebelumnya, pada tahun 2019 Kemenaker sudah membangun 1.125 BLK komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Ini BLK khusus komunitas agama. Jadi nanti sampai tahun 2020 jumlah total BLK-nya 3.125. BLK komunitas agama ini lebih banyak untuk membangun kompetensi para santri, kalau itu agamanya Islam. Komunitas agama lain juga akan kita bangunkan (BLK),” ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah saat menghadiri sebuah acara di Colomadu, Karanganyar, Selasa (26/11/2019).
Menurutnya, para santri sangat kuat di pelajaran ilmu agama, sehingga perlu dikuatkan di kompetensi dan skill-nya. Tidak hanya mengandalkan BLK pemerintah, Kemenaker juga membutuhkan keterlibatan BLK swasta, LPK, dan training center di perusahaan-perusahaan. Ini juga dalam rangka menyambut pemberlakuan Kartu Prakerja pada tahun 2020.
“Tahun 2020 pemegang Kartu Prakerja itu mencapai 2 juta orang. Sehingga kita membutuhkan banyak keterlibatan BLK, LPK, dan training center. Kartu Prakerja itu kan untuk memberikan pelatihan vokasi kepada para pencari kerja, para pekerja yang membutuhkan skilling atau reskilling, dan pekerja terdampak PHK. Harapannya bisa menekan angka pengangguran,” ungkap Ida.
Beragam keahlian atau skill yang bakal diajarkan di BLK komunitas adalah teknik otomotif, teknik las, pengolahan hasil pertanian atau perikanan, woodworking, teknologi informasi dan komunikasi, menjahit, refrigeration dan teknik listrik, industri kreatif, dan bahasa.
Diharapkan dengan hadirnya BLK komunitas di lembaga pendidikan keagamaan, maka santri atau siswa dari lembaga pendidikan keagamaan tersebut serta masyarakat di sekitarnya memiliki akses untuk mendapatkan pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja lokal.
Dalam pengembangan BLK komunitas, Kemnaker memberdayakan keberadaan BLK-BLK di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah BLK Makassar yang membina sebanyak 21 BLK komunitas, yakni 18 BLK komunitas di Sulawesi Selatan yang pembangunannya hampir rampung 100 % dan tinggal menunggu bantuan peralatan untuk memulai aktivitas pelatihan.
Sementara tiga BLK komunitas lainnya yang dalam proses pembangunannya yakni Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Gombara, Makassar (Sulsel); dan dua di Sulut yakni Ponpes Al Luthfi, Lolanan (Bolmong), dan Sekolah Aliktab Langowan (Minahasa).
Pengelola BLK Komunitas Ponpes Manbaul Ulum di Maros, Sulsel, Muhammad Ridwan memberikan apresiasi kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan berupa pembangunan gedung BLK komunitas dan bisa tuntas pada awal 2020. “Bantuan pemerintah sangat bermanfaat dan memudahkan masyarakat sekitar Ponpes berlatih untuk menambah penghasilan mereka,” katanya.
Ridwan menambahkan, masyarakat Kabupaten Maros sangat antusias menyambut kehadiran BLK komunitas di Ponpes Mambaul Ulum, khususnya untuk pelatihan menjahit yang sangat membantu kaum ibu dan remaja putri.
Tak ada pembatasan usia menjadi peserta pelatihan di BLK Komunitas Mambaul Ulum karena BLK merupakan long life learning atau pembelajaran seumur hidup.
“Dasar pendidikan BLK komunitas untuk memperoleh keahlian, pekerjaan, memperoleh penghasilan untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya. Masyarakat sekitar Bantimurung harus manfaatkan semaksimal mungkin untuk mendorong peningkatan ekonomi keluarganya,” ujarnya. (wip)