JAKARTA, (IslamToday ID) – Uni Emirat Arab (UEA) menggelontorkan investasi dengan nilai fantastis untuk beberapa proyek di Indonesia. Berdasarkan perkiraan, total investasi UEA sebesar 22,89 miliar dolar AS atau sekitar Rp 300 triliun untuk 16 proyek.
Menteri Koordinator Bidang dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kerja sama antara UEA dan Indonesia merupakan yang terbesar di Indonesia. Apalagi perjanjian kerja sama ini juga terbilang cepat, karena hanya dalam waktu 6 bulan saja sudah bisa deal.
“Seperti yang disampaikan Presiden (Jokowi), ini adalah deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia yang disepakati, yaitu dengan Uni Emirat Arab. Hanya dalam waktu 6 bulan. Ada satu yang sedang difinalisasi oleh Menteri BUMN yaitu Sovereign Wealth Fund (SWF). Yang masuk ke dalam (proyek) SWF ini adalah UEA, Softbank, IDFC dari Amerika Serikat, dan tidak menutup kemungkinan ada pihak lain yang ikut bergabung,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/1/2020).
Luhut mengatakan, kerja sama ini berawal dari pertemuan antara Putra Mahkota Muhammad bin Zayed (MBZ) dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Juli 2019 lalu. Dalam pertemuan itu MBZ mengatakan bahwa UEA ingin lebih banyak lagi ikut dalam pembangunan di Indonesia.
Sebab, UEA menganggap Indonesia adalah saudara dan merupakan negara berpenduduk muslim terbesar. Apalagi, menurut Luhut, hubungan Presiden Jokowi dan Putra Mahkota MBZ sangat cair, mengingat MBZ menganggap Presiden Jokowi sebagai saudara sendiri.
“Dari perbincangan tadi diungkap bahwa pihak UEA akan menjadi kontributor terbesar dalam proyek SWF di antara yang lainnya. Mungkin ini baru pertama kali terjadi, pihak-pihak yang bermodal besar bekerja sama dalam satu proyek,” jelasnya.
Luhut menyampaikan bulan depan MBZ, Masayoshi Son dan Adam Bohler dari IDFC akan bertemu lagi untuk pembicaraan finalisasi SWF bersama Menteri BUMN Erick Thohir.
“Pak Erick bersama mereka akan membicarakan hal yang menyangkut hukum dan UU-nya agar lebih matang lagi. Kedua belah pihak akan membawa ahli hukumnya untuk mengevaluasi. Mereka menekankan bahwa Indonesia tetap yang menjadi leader dalam proyek SWF. Semua pihak terlibat, Pak Erick, Pak Airlangga, dan saya ditunjuk sebagai koordinator, tetapi ini sebenarnya adalah kerja bersama, kerja tim. Kerja sama tim ini juga yang membuat kita bisa mewujudkannya hanya dalam waktu enam bulan,” urai Luhut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, adapun rincian dari kerja sama ekonomi ini meliputi kerja sama antar pemerintah kedua negara (government to government) dengan 5 proyek dan business to business (B2B) dengan 11 proyek. Kerja sama ini meliputi berbagai bidang dari mulai pertanian, pendidikan, pendidikan agama, investasi, dan lain-lain.
“Kerja sama ekonomi Indonesia-UEA dengan proyek senilai 22,89 miliar AS, partisipasi UEA di dalamnya sebesar 33 persen yang bernilai 6,8 miliar AS. Ada lima proyek G2G dan 11 proyek B2B,” ujar Retno. (wip)
Sumber: Okezone.com, Republika.co.id