JAKARTA, (IslamToday ID) – Massa kontra Gubernur Anies Baswedan yang melakukan demo di depan Balaikota DKI Jakarta dituding sebagai massa bayaran. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPD Gerindra Jakarta M Taufik.
“Tadi sih saya dikirimi video bayar Rp 100.000, dipotong Rp 40.000,” kata Taufik, Selasa (14/1/2020) malam.
Ia menilai tidak seluruh pedemo paham tuntutan mereka. Seperti diberitakan sebelumnya,
pedemo meneriakkan dan membawa poster tuntutan Anies mundur dari kursi DKI 1.
“Yang demo tolak Anies, dia nggak ngerti apa yang didemo. Yang ngerti satu
dua orang saja yang belum move on.
Yang lainnya saya lihat nggak ngerti,” ujar Taufik.
Sebaliknya, Taufik
meyakinkan massa pedemo yang mendukung, sukarela datang ke balaikota untuk membela
Anies. Menurutnya, pendukung Anies merasa tertantang menghadapi demo kontra Anies.
“Itu (massa
pendukung Anies) sukarela, beneran. Karena macam ditantang oleh demo, yang menurut
saya, tidak layak. Kalau ngomong banjir, demo dong seluruh kota di Indonesia,
seluruh Indonesia, demo dong kepala daerahnya,” ucap Taufik.
Ia lalu mengungkit
kala Presiden Jokowi masih menjadi Gubernur DKI. Taufik mengilas balik banjir
di Jakarta saat itu hingga menyentuh kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan
terjadi peristiwa terendamnya basement gedung Plaza UOB.
“Waktu zaman
Jokowi, itu banjir kan sampai ke HI, UOB ada yang meninggal. Itulah akhirnya
pendukungnya Anies lebih tertantang,” ungkap Taufik.
Ia menekankan lagi demo kontra Anies diinisiasi orang-orang yang belum menerima kemenangan Anies di Pilkada 2017. Taufik menyebut inisiator demo kontra Anies adalah pendukung Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang dulu menjadi rival Anies.
“Itu demo orang yang belum move on saja, Abu Janda, Dewi Tanjung. Abu Janda kan orang nggak move on karena Ahok-nya kalah. Orang yang nggak ngerti nasib, kalau itu (Anies jadi gubernur) itu nasib. Kalah ya kalah aja, ngapain berlarut-larut. Emang bisa apa dia Abu Janda ngurus Jakarta?” tandas Taufik.
Sementara itu, politikus PDIP Dewi Tanjung yang memimpin aksi kontra Anies menepis tudingan massa bayaran yang dilontarkan Taufik.
“Bagaimana mau dibayar? Bilang sama Pak Taufik, kalau mau fitnah yang cerdas. Yang memakai bayaran kan kubu Anies Baswedan, sedangkan kami, jangankan untuk membayar, makan saja tidak kami kasih. Kami hanya kasih massa yang datang air mineral gelas. Itu fitnah,” kata Dewi, Rabu (15/1/2020)
Dewi meminta Taufik menunjukkan video pengakuan massa yang disebut kontra Anies dibayar Rp 100.000. Menurutnya, massa kontra Anies bergerak tanpa bayaran.
“Kami ini semua relawan, ini kesukarelaan. Relawan yang berjuang, korban banjir yang berjuang. Tidak ada uang, tidak ada makanan dan itu kan bisa buktikan. Tanya sama mereka yang datang,” ucap Dewi.
“Bukankah yang terciduk itu di kubu Anies sendiri, dibayar Rp 40.000. Boro-boro Rp 100.000, kita aja buat mobil komando boleh minjam. Nggak ada dana, kami tuh tidak ada dana, hanya ada minuman gelas,” tambah Dewi. (wip
Sumber: Detik.com, Rmol.id