MOROWALI, (IslamToday ID) – Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulawesi Tengah mengambil langkah tegas dengan mengeluarkan larangan bagi tenaga kerja asing (TKA) asal China keluar dari Kabupaten Morowali. Langkah itu dilakukan untuk mempermudah pemeriksaan kesehatan terhadap ribuan pekerja asing di daerah tersebut.
Larangan TKA China keluar Morowali, menurut pihak Disnakertrans Sulteng, telah disampaikan ke pihak PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), yang saat ini mempekerjakan warga China. Isolasi TKA China di kabupaten penghasil nikel itu diberlakukan hingga waktu yang belum ditentukan.
Hal itu juga dilakukan untuk mempermudah pihak terkait melakukan pemeriksaan dan identifikasi kesehatan semua pekerja perusahaan itu yang berjumlah 30.000 orang, baik asing maupun lokal.
Pihak Disnakertrans Sulteng juga menyatakan meski belum ada laporan pekerja PT IMIP yang terjangkit virus corona, pihaknya tidak mau mengambil risiko mengingat penyebaran virus tersebut sangat cepat.
“Data kami di kawasan PT IMIP itu ada 5.390 pekerja China. Dengan melihat perkembangan virus tersebut (corona) di banyak negara, kami tidak mau mengambil risiko. Larangan ini untuk kepentingan bersama,” kata Kepala Disnakertrans Sulteng, Arnold Firdaus Bandu, Rabu (29/1/2020).
Menyusul larangan itu, tambah Arnold, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi dan aparat keamanan untuk bersama-sama melakukan pengawasan terhadap TKA asing itu. Pihak perusahaan juga diminta segera melaporkan ke instansi terkait jika menemukan kasus gangguan kesehatan pekerja dengan gejala mirip serangan virus corona.
Berdasarkan data Disnakertrans Sulteng per Desember 2019 hingga saat ini (Januari 2020), tercatat sebanyak 5.390 pekerja asal China bekerja di kawasan industri PT IMIP yang merupakan perusahaan investasi China.
Mereka tersebar di 17 perusahaan sub kontraktor di kawasan tersebut. PT IMIP sendiri sejak 25 Januari 2020 telah mengumumkan menghentikan sementara rekrutmen pekerja dari seluruh daerah di China dan melakukan pemeriksaan kesehatan ketat terhadap seluruh pekerjanya yang berjumlah 30.000 orang.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan belum ada warga di Indonesia yang positif terinfeksi virus corona. Kemenkes meminta masyarakat untuk tenang dan tetap menerapkan pola hidup sehat.
“Belum ada positif di Indonesia,” tegas Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr Bambang Wibowo di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Rabu (29/1/2020).
Ia menyatakan, Kemenkes telah menyiapkan 100 rumah sakit rujukan se-Indonesia untuk menangani pasien yang diduga alias suspect terjangkit virus corona. “Dari segi sistem dan fasilitas hingga laboratorium, semuanya sudah siap,” ujar Bambang.
Ia mengimbau masyarakat tenang, selalu menjaga kesehatan, menggunakan masker bila batuk, melakukan cuci tangan hingga menjaga perilaku hidup sehat. Imbauan yang sama juga disampaikan Kepala RSPI Sulianti Saroso, dr Muhammad Syahril yang berharap masyarakat tidak panik dengan informasi virus corona. “Jangan percaya dengan berita media sosial yang tidak jelas sumbernya,” katanya.
Syahril menegaskan apabila manusia memiliki daya tahan tubuh bagus disertai perilaku hidup sehat, maka semua penyakit tidak akan masuk. Penyebaran virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov) terus bertambah ke-14 negara dengan jumlah yang melonjak hampir dua kali lipat dibanding hari sebelumnya sebanyak 2.798 menjadi 4.593 kasus positif. (wip)
Sumber: Liputan6.com, Republika.co.id