JAKARTA, (IslamToday ID) – Pesawat Batik Air pembawa
243 orang warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China mendarat di Bandara
Hang Nadim, Batam, Minggu (2/2/2020) sekitar pukul 08.45 WIB. Tiga pesawat
milik TNI AU juga sudah sedia untuk membawa seluruh WNI ke Natuna.
Penumpang WNI itu mulai turun dari pesawat sekitar pukul 09.23
WIB. Mereka keluar dari pesawat satu per satu dengan jarak yang relatif lama.
Sejumlah petugas berpakaian dengan pengamanan kesehatan lengkap berwarna kuning
dan putih langsung siaga di sekitar pesawat, begitu pesawat yang membawa WNI
dari Wuhan.
Petugas berseragam kuning masuk ke dalam pesawat. Mereka sempat berhenti di
pintu depan pesawat selama beberapa menit, dan disusul beberapa petugas
berseragam putih.
Menurut aturan karantina, seluruh penumpang harus melalui pemeriksaan kesehatan
di dalam pesawat Batik Air sebelum pindah ke pesawat lain yang akan membawanya
ke Natuna.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam Achmad Farchanny sebelumnya
menyatakan, terdapat sejumlah tes kesehatan yang dilakukan di dalam pesawat, di
antaranya tes suhu tubuh.
Apabila dalam pemeriksaan itu ditemukan ada yang
sakit dan menunjukkan gejala terkena virus corona, maka akan langsung diisolasi.
“Tindakan isolasi pemisahan,” ujarnya.
Pemerintah telah menunjuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung
Fatimah, Batam sebagai rumah sakit rujukan dalam penanganan pasien terkait
virus corona, termasuk isolasi pasien. “Secara teknis sudah siap yang
ditunjuk RSUD Embung Fatimah,” ungkap Farchany.
Sementara itu, tiga pesawat TNI sudah bersiaga untuk membawa seluruh WNI dari Wuhan ke Natuna, yaitu Hercules A-1315, Boeing AI 7304, dan Boeing A 7306.
Kadis Ops Lanud Hang Nadim Batam Mayor Lek Wardoyo mengatakan Hercules dimaksimalkan dapat mengangkut 130 orang dan Boeing berkapasitas masing-masing 100 orang.
Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman memastikan jumlah final WNI yang dievakuasi adalah 238 orang dan lima orang personel dari KBRI yang mendampingi. “Jumlah final yang boarding dari Bandara Wuhan 238 (orang),” katanya.
Jumlah itu berbeda dari yang disampaikan pemerintah sebelumnya, yaitu 245 orang. Lantas kenapa tujuh orang lainnya tidak dievakuasi?
Sayangnya Fadjroel enggan menjelaskan lebih lanjut. Menurutnya, keterangan mengenai berkurangnya WNI yang dievakuasi itu akan disampaikan tim dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu). “Tim Kemlu dan KBRI yang akan memberi keterangan,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, dari total tujuh WNI yang tidak ikut dievakuasi itu ada empat orang yang menyatakan enggan untuk dievakuasi. Sedangkan tiga orang lainnya disebut tidak lolos kesehatan saat akan dievakuasi. (wip)
Sumber: Detik.com, Republika.co.id