(IslamToday ID) — Direktur Utama INSISTS, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi menilai, pemerkosaan yang dilakukan oleh Reynhard Sinaga (36) merupakan perilaku biadab. Hamid berpandangan, kebiadaban yang dilakukan selama 2,5 tahun itu disebabkan pengaruh pemikiran barat, demikian dalam artikelnya dalam Jurnal Islamia Republika.
Penilaian itu didasarkan pada kenyataan, bahwa agama Katholik yang diyakini Reynhard melarang perilaku homoseksual. Dalam Bible pun tidak ada ajaran yang mendukung homoseksualisme.
Tidak cukup itu, dalam Perjanjian Lama pelaku LGBT adalah hukuman mati. Dalam Imamat 20:13 tertulis bahwa “Jika seorang laki-laki tidur dengan seorang laki-laki seperti dia brersetubuh dengan seorang perempuan, keduanya telah melakukan kekejian, dan pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri,”
“Tampaknya Reyhard tidak membaca bible. Ia lebih menyimak teriakan manusia Barat postmodern yang relativistik,” ujar Hamid yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor 1, Universitas Darussalam, Unida, Gontor.
Lebih lanjut ia mengatakan, manusia barat postmodern sudah menghapus Tuhan dari dalam dirinya. Bagi mereka agama harus tunduk pada hak asasi. Misalnya, kepuasan seks tanpa laki-laki seperti yang disuarakan oleh kaum feminis radikal.
Penyimpangan Gereja
Tahun 1946 Uskup Agung George Hyde dari Eucharistic Chatolic Communion di Atlanta ikut merayakan misa untuk gay. Berikutnya, pada tahun 1956 sekelompok aktivis gay di Los Angeles mendirikan gereja bagi kaum gay, One Brotherhood.
Hamid mengungkapkan jika di dalam Bible tidak ada dukungan bagi pelaku homoseksual. Dia memberi contoh dalam Kitab Kejadian 1:27-28, Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan untuk beranak cucu. Selain itu seorang komedian Inggris, Steve Coogan mengatakan bahwa, God created Adam and Eve, not Adam and Steve. Lebih tegas lagi Bible Kitab Imamat 18:22 mengatakan “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki seperti orang bersetubuh dengan perempuan karena itu suatu kekejian”.
Meskipun Bible melarang perilaku seksual yang menyimpang ini, namun tokoh-tokoh gereja ada pula yang mendukung perilaku homoseks. Misalnya Heather R White melalui bukunya yang berjudul “Reforming Sodom: Protestans and the Rise of Gay Rights” mengatakan bahwa homoseks termasuk pemberian Tuhan. Kini gereja-gereja di Filipina, Kanada dan Korea pun mendukung kaum gay.
“Fenomena Reynhard tidak mustahil terjadi pada penganut Islam, tapi dalam Islam tidak ada bisikan dari masjid,ormas, atau Majelis Ulama yang menghalalkan homoseks dan lesbi,” ujarnya.
Hamid menambahkan jika di dalam Islam yang mungkin terjadi adalah adanya individu cendekiawan muslim yang sudah terpapar pemikiran postmodern liberal. Oknum tersebut akan mengatakan bahwa hubungan seks sejenis sebagai fitrah manusia.Wajar jika di kota-kota besar Indonesia banyak bermunculan kelompok-kelompok homo dan lesbi.
“Jika benar menjadi seorang homo atau lesbi adalah fitrah, para pelaku homo dan lesbi mestinya menjadi semakin saleh dan salehah, sakinah, mawaddah dan rahmah tapi mengapa hubungan sejenis bermasalah dan berakhir dengan pemerkosaan, dan pembunuhan sadis?” paparnya.
Reynhard menetap di Kota Manchester, Inggris dan melanjutkan program doktoralnya di Universitas Leeds. Dalam karya tesisnya dia mengambil judul “Sexuality and everyday transnationalism: South Asian gay and bisexual men in Manchester”. Judul tesis tersebut menjadi bukti bahwa perilaku dan pemikiran Reynhard berjalan secara konsisten dan linier.
Hamid berpesan jika ada seorang muslim yang mengatakan bahwa kaum homo seperti Reynhard perlu dihormati dan dihargai, bisa jadi dia juga setuju jika para pezina dihormati, dan para koruptor diapresiasi. Padahal, Allah berfirman dalam Qs. Al-Anfal ayat 25, jika ada seorang yang bermaksiat maka azabnya berlaku untuk semua kalangan, kecuali mereka yang beramar ma’ruf nahi munkar. Oleh karenaya dia mengingatkan agar setiap orang beriman untuk lebih mendengarkan bisikan malaikat daripada bisikan setan.
Penulis: Kukuh Subekti