JAKARTA, (IslamToday ID) – Kementerian Pertanian
(Kementan) menyatakan Indonesia hingga saat ini tidak pernah mengimpor hewan
hidup untuk pangan dari China. Meski demikian, pengawasan terhadap lalu lintas
impor produk pangan asal China
diperketat.
“Kita tidak ada impor hewan untuk pangan dari China. Tapi
kita juga melakukan antisipasi-antisipasi produk impor dengan pengawasan yang
lebih ketat,” kata Direktur Kesehatan Hewan
Kementan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa,
Rabu (5/2/2020).
Seperti diketahui bahwa impor hewan untuk pangan di Indonesia didatangkan dari
Brasil untuk daging sapi, lalu dari India untuk daging kerbau, serta dari
Australia untuk daging sapi maupun sapi bakalan yang akan digemukkan di
Indonesia.
Selain itu, impor bibit ayam maupun ayam galur murni juga dilakukan dari berbagai negara selain China. Sejauh ini, dari asal negara-negara untuk impor pangan hewan ke Indonesia, baru India telah menyatakan terpapar virus corona yang bersumber dari China.
Merespons itu, Fadjar menuturkan bahwa impor daging kerbau belum ditutup oleh pemerintah. Sebab, dalam perdagangan antar negara, keputusan melarang impor salah satunya harus berdasarkan bukti ilmiah.
“Semua harus melalui analisis risiko dan bukti ilmiah yang
didukung WHO dan OIE (Office International
des Epizooties). Kalau itu sudah ada, maka kita siap melakukan
penutupan (impor),” kata Fadjar.
Ia menjelaskan saat
ini negara-negara di seluruh dunia dan berbagai organisasi internasional
tengah melakukan kajian ilmiah mengenai virus corona. Hasil kajian tersebut
akan disampaikan kepada negara-negara di dunia untuk dijadikan sebagai dasar
kebijakan.
Fadjar menambahkan, pemerintah di tengah situasi saat ini juga harus
menghindari perselisihan dengan China. Sebab, China merupakan salah satu mitra
dagang utama Indonesia. “Kita juga harus hindari dispute,” ujarnya.
Seperti diketahui, mulai hari ini,
Rabu (5/2/2020) pukul 00.00
WIB, penerbangan
dari dan ke China ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona. Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan hal tersebut tidak akan mengganggu
pengiriman logistik. “Cuma hewan
hidup saja yang tidak boleh,” kata Budi.
Untuk itu, Budi menegaskan tidak perlu dikhawatirkan karena
konektivitas logistik tetap dijalankan. Ia menuturkan pengawasan hanya dilakukan
kepada orang yang di pesawat dan kapal.
Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan
Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Hengki Angkasawan mengatakan alasan
tidak dihentikannya pengiriman barang atau kargo dari China karena belum ada
temuan penularan
virus corona melalui barang atau kargo. Selain itu, belum
ada imbauan dari WHO terkait hal tersebut.
“Sementara terkait penghentian pengiriman hewan hidup dari
China. Dilakukan
karena diketahui penularan virus corona selain ditularkan dari manusia ke
manusia juga dapat ditularkan dari hewan hidup,” jelas Hengki.
Ia menambahkan detail pengaturan
penghentian pengiriman hewan hidup dari China ke bandara ataupun pelabuhan di
Indonesia akan dibuat oleh Ditjen Perhubungan Udara dan Ditjen Perhubungan Laut
Kemenhub.
Sedangkan, terkait dengan pengaturan terhadap pengiriman produk holtikultura seperti bawang dan buah-buahan ataupun produk makanan lainnya dari China, Hengki menegaskan, Kemenhub akan berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kesehatan untuk penanganannya. (wip)
Sumber: Republika.co.id, Detik.com