JAKARTA, (IslamToday ID) – Partai Nasdem angkat bicara terkait hasil survei Nagara Institute yang menyatakan partai besutan Surya Paloh itu paling banyak terpapar politik dinasti. Survei itu khususnya menyasar lingkungan DPR RI periode 2019-2024.
Ketua DPP Nasdem Bidang Media dan Komunikasi Willy Aditya mengatakan riset tersebut tak sepenuhnya benar, sebab pemilu legislatif dijalankan secara terbuka. Artinya, rakyat langsung menentukan pilihannya melalui bilik suara dalam pemilu.
“Ini menyesatkan karena pemilu itu terbuka,” katanya, Senin (17/2/2020) malam.
Anggota Komisi I DPR RI itu pun mempertanyakan alasan-alasan mengapa Nasdem disebut paling oligarki. “Apa indikator dari oligarki menurut lembaga tersebut,” ujarnya.
Hasil riset Nagara Institute menyatakan 17,22 persen hasil pemilihan DPR RI dari Pileg 2019 terpapar dinasti politik. Nasdem menjadi paling terpapar dinasti politik.
Direktur Eksekutif Nagara Institute, Akbar Faisal yang juga mantan anggota Komisi III DPR RI Fraksi Nasdem menyatakan, sebanyak 99 dari 575 anggota legislatif terpilih memiliki hubungan dengan pejabat publik. Mereka dianggap terpapar oligarki politik.
“Partai Nasdem menempati peringkat teratas dalam persentase anggota legislatif yang terpapar dinasti politik,” ujar Akbar Faisal dalam peluncuran Nagara Institute, sekaligus memaparkan hasil risetnya di Gelora, Jakarta Pusat.
Dengan perolehan sebanyak 59 kursi, Nasdem meloloskan 20 orang atau 33,90 persen anggota yang terpapar politik dinasti. Ke bawah secara berurutan enam dari 19 anggota legislatif dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terpapar oligarki atau sebesar 31,58 persen.
Berikutnya, 18 dari 25 anggota DPR dari dari Partai Golkar terpapar oligarki, atau sebesar 21,18 persen. Sebanyak 18,52 persen atau 10 dari 54 anggota DPR dari Demokrat juga dinilai terpapar dinasti politik. Sebanyak delapan dari 44 atau 18,18 persen anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) juga terpapar.
Kemudian, 13 dari 78 anggota DPR dari Partai Gerindra atau 16,67 persen juga dinilai terpapar oligarki. Sementara, PDIP memiliki persentase paparan oligarki sebesar 13,28 persen, di mana 17 dari 128 anggotanya terpapar oligarki.
PKS dengan perolehan 50 kursi, empat di antaranya terpapar politik oligarki, meraih persentase 8,00 persen. Dengan raihan kursi sebanyak 58 pada Pileg 2019, PKB memiliki persentase paling kecil terpapar politik dinasti yakni 5,17 persen, atau hanya tiga orang yang dianggap terpapar oligarki.
“Jika dibandingkan dengan hasil pemilu legislatif sebelumnya, ternyata ada tren kenaikan politik dinasti. Pada Pileg 2009 ditemukan 27 kasus, kemudian pada Pileg 2014 ada 51 kasus. Fakta ini tentu menjadi catatan khusus bagi kualitas pemilu kita,” ujar Akbar Faisal. (wip)
Sumber: Republika.co.id, Kumparan.com