JOGJA, (IslamToday ID) – Seorang pembina pramuka berinisial IYA (36) ditahan jajaran kepolisian dan terancam hukuman 5 tahun penjara. IYA diduga telah lalai sehingga menyebabkan 10 siswa SMPN 1 Turi Sleman meninggal saat kegiatan susur Sungai Sempor.
“Untuk ancaman hukumannya 5 tahun penjara,” kata Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto, Senin (24/2/2020).
IYA telah ditetapkan menjadi tersangka pada Sabtu (22/2/2020) siang. Polisi menjerat IYA dengan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian hingga menyebabkan orang meninggal dunia dan Pasal 360 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang luka-luka.
Diketahui, IYA juga merupakan guru olahraga di SMPN 1 Turi yang berstatus sebagai PNS. Polisi kemudian menahan IYA pada Sabtu (22/2/2020) malam.
Sejauh ini polisi telah memeriksa 15 orang saksi. Rinciannya, 15 orang saksi tersebut terdiri dari 7 orang pembina Pramuka, 3 orang dari Kwarcab, 3 orang warga sekitar, dan 2 orang siswa.
Hingga saat ini polisi terus melakukan pendalaman kasus, sehingga tidak menutup kemungkinan muncul tersangka baru. “Kami masih terus melakukan pendalaman kasus dan tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru,” kata Yuliyanto.
Sementara itu, ada kisah menarik di balik tragedi susur Sungai Sempor yang menelan 10 korban jiwa murid SMPN 1 Turi. Kisah itu menceritakan seorang pemancing ikan yang menjadi pahlawan dalam tragedi yang memilukan tersebut.
Sudarwanto alias Kodir (37) yang hampir setiap hari memancing ikan di Sungai Sempor mampu menyelamatkan puluhan murid SMPN 1 Turi yang terseret arus saat mengikuti susur sungai, Jumat (21/2/2020).
“Sudah menjadi kebiasaan, apa lagi sehabis turun hujan deras di sini (Turi) atau di atas sana (Merapi) ikan-ikan akan banyak,” katanya, Minggu (23/2/2020).
Kodir yang sudah turun ke sungai dan belum sempat menaruh alat pancing, mendengar suara minta tolong. Suara itu berasal dari puluhan murid SMPN 1 Turi yang mengikuti susur sungai di Kali Sempor dan terjebak arus deras.
“Saya langsung lari ke bawah, ternyata ada sekumpulan anak-anak dengan seragam Pramuka yang minta tolong, ada juga yang menangis. Saya langsung terjun ke sungai,” beber pria yang juga petani tersebut.
Seorang diri, Kodir mampu menyelamatkan puluhan siswa yang terjebak arus deras di Sungai Sempor. “Saya mengambil tangga agar mereka bisa naik ke sisi sungai. Tangga juga saya pakai untuk menyeberangi Kali Sempor. Saat itu siswa yang hanyut kebanyakan wanita,” bebernya.
Kedalaman Kali Sempor yang biasanya hanya 0,5 meter menjadi sekitar 2 meter kala itu. Ia mengaku mendengar banyak suara tangisan dari peserta susur sungai.
“Anak-anak banyak yang nangis. Saya sih maunya nolong semuanya. Tapi apa boleh buat, saya hanya berusaha semaksimal mungkin. Saya saja hampir tenggelam,” ungkap Kodir.
Kodir tak menghitung berapa jumlah siswa yang ia selamatkan dari derasnya Sungai Sempor. Ia hanya mengingat suara tangisan dan wajah ketakutan. “Saya sedih kalau mengingat kejadian itu,” lanjutnya.
Kodir menjadi viral di media sosial setelah kisah inspiratif di balik tragedi susur Sungai Sempor diunggah pengguna akun Facebook Antox King ke grup Facebook Mancing Mania Jogjakarta (MMJ) pada Sabtu (22/2/2020) pukul 17.53 WIB. (wip)
Sumber: Detik.com, Low-justice.co