JAKARTA, (IslamToday ID) – Gawat! Jumlah pasien positif virus corona baru atau Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi 19 orang. Pengumuman itu disampaikan langung oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Ahmad Yurianto.
“Kasus yang terkonfirmasi positif sebanyak 19 (orang),” katanya di Istana Kepresidenan, Senin (9/3). Rinciannya, sebanyak 17 orang adalah warga negara Indonesia, sementara dua pasien lainnya merupakan warga negara asing (WA).
Yuri mengatakan, tidak semua pasien dirawat di Jakarta. Namun, ia tidak merinci tempat para pasien dirawat. Seperti diketahui, per Minggu (8/3/2020) ada enam kasus corona di Indonesia. Artinya, ada tambahan 13 kasus per hari ini.
Menurut Yuri, mayoritas berkaitan dengan kasus “impor” atau bukan tertular di Indonesia. Kasus tersebut adalah kasus nomor 7, nomor 9, nomor 14, nomor 15, nomor 17, nomor 18, dan nomor 19. Masing-masing berasal dari negara yang sudah memiliki kasus virus corona.
“Pertama kita identifikasi sebagai kasus nomor 7, perempuan 59 tahun, kondisinya tampak sakit ringan-sedang, stabil. Ini adalah kasus imported case,” ujarnya.
Pasien kasus 7 baru kembali dari luar negeri dan menunjukkan gejala flu. Berikutnya, kasus 9 tidak berkaitan dengan kasus 7. Dia juga baru pulang dari luar negeri.
“Kasus berikutnya kasus 9. Perempuan 55 tahun, kondisi sekarang tampak sakit ringan-sedang tanpa ada penyakit penyulit sebelumnya. Pasien ini juga imported case, bukan bagian cluster mana pun,” ujar Yuri.
Kemudian untuk kasus 14, kasus 15, kasus 17, kasus 18, dan kasus 19, mereka berada di rentang usia 40-56 tahun.
“Pasien dengan identifikasi 14, laki-laki 50 tahun gambaran sakit ringan sedang, imported kasus. Pasien dengan identitas nomor 15, perempuan 43 tahun, ini juga imported kasus,” kata Yuri.
“Pasien dengan nomor 17, laki-laki 56 tahun, ini imported kasus. Nomor 18, laki-laki 55 tahun, ini juga imported case. Nomor 19, laki-laki 40 tahun ini juga imported case,” imbuhnya.
Selain di dalam negeri, WNI yang di luar negeri juga ada yang positif tertular corona. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyatakan hingga saat ini ada 12 kasus WNI positif corona di luar negeri. Dari jumlah tersebut, tujuh di antaranya dinyatakan sembuh.
Dari tujuh kasus yang sembuh tersebut, enam di antaranya terjadi pada kasus yang menimpa WNI di Jepang. Sedangkan satu WNI lagi sembuh di Singapura.
Peringatan Australia
Kinerja Indonesia dalam mendeteksi para pasien corona dinilai memiliki keterbatasan. Hal ini disampaikan oleh sebuah situs pemberi saran perjalanan dari pemerintah Australia. Maka, Australia memperingatkan warganya agar lebih berhati-hati bila hendak melancong ke Indonesia.
“Pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi sejumlah kasus virus corona. Ada keterbatasan ketersediaan pemeriksaan dan fasilitas pengendalian infeksi, serta risiko penularan virus meningkat,” demikian keterangan yang tertulis di situs Smart Traveller.
Situs Smart Traveller adalah milik Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia. Negeri jiran di selatan ini menyatakan fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk lebih rendah ketimbang yang ada di negaranya.
“Perawatan kritis untuk merawat warga Australia yang sakit serius, termasuk perawatan yang ada di Bali, cenderung di bawah standar Australia. Otoritas Indonesia menerapkan pembatasan sementara masuknya pendatang yang pernah melintasi China, sebagian Italia, Iran, dan Korea Selatan karena Covid-19,” tulis Smart Traveller.
Australia mengkategorikan Indonesia dalam status “tingkat kehati-hatian yang tinggi” atau high degree of caution. Bukan berarti Australia melarang warganya untuk ke Indonesia, melainkan warganya harus melakukan riset lebih dulu dan kehati-hatian ekstra di Indonesia.
Status tingkat kehati-hatian yang tinggi terhadap kunjungan ke Indonesia dari Pemerintah Australia ini tertanggal 8 Maret 2020, dan diperbarui pada 9 Maret 2020.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morisson juga meragukan dengan sistem penanganan kesehatan yang dilakukan Pemerintah Indonesia terkait corona. “Saya tidak bermaksud bahwa (tidak sopan), Indonesia memiliki sistem kesehatan yang berbeda dengan Australia dan kami berdua memiliki kapasitas yang berbeda untuk memberikan jaminan tersebut,” katanya. (wip)
Sumber: Detik.com, Rmol.id, CNBCIndonesia.com