JAKARTA, (IslamToday ID) – Lockdown atau penguncian wilayah karena mewabahnya virus corona terus disuarakan sejumlah pihak. Lockdown dinilai perlu segera dilakukan mengingat jumlah korban positif corona di Indonesia terus meningkat.
Data terakhir jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 69 orang dengan 4 di antaranya meninggal dunia. WHO juga telah mengumumkan wabah corona sebagai pandemik di dunia.
Di sejumlah negara lockdown dinilai sebagai cara yang efektif untuk menghentikan laju wabah corona. Beberapa negara telah menerapkan lockdown di antaranya Italia dan Denmark. Contoh dari kebijakan ini seperti meliburkan sekolah, dilarang bepergian, dan tidak boleh beraktivitas di area publik demi mencegah penyebaran virus.
Desakan lockdown disuarakan oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). KNPI meminta kepada pemerintah untuk me-lockdown Indonesia selama dua minggu agar penyebaran corona bisa diminimalisir.
“Meminta Presiden RI untuk me-lockdown Indonesia selama dua minggu dan pemerintah melakukan tahapan-tahapan pencegahan penyebaran virus corona yang terkoordinasi dengan baik,” kata Ketua Umum DPP KNPI, Haris Pertama, Jumat (13/3/2020).
KNPI juga meminta kepada presiden untuk bersikap terbuka soal data virus corona ini. “Presiden melalui Menteri Kesehatan untuk mempublikasikan perkembangan virus corona yang sudah terjadi di Indonesia,” tegas Haris.
Di sisi lain, pihaknya mengapresiasi sejumlah kepala daerah yang sudah melakukan beragam cara untuk menekan penyebaran corona. “Kami juga meminta masyarakat ikut melawan penyebaran virus corona ini. Paling tidak di lingkungan terdekat dengan mengikuti petunjuk yang sudah diberikan oleh pakar kesehatan kita,” tandasnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN Saleh Daulay. Ia mendesak pemerintah mengkaji wacana lockdown Indonesia. Menurut Saleh, kajian bisa dilakukan dengan mengundang para ahli virus demi memiminalisir kian tersebarnya corona.
“Pasalnya, wacana lockdown itu sudah banyak diusulkan oleh berbagai kalangan. Tidak hanya kalangan awam, usulan itu juga disebutkan oleh ahli dan akademisi,” ujar Saleh, Sabtu (14/3/2020).
Salah satu ahli virus yang meminta pemerintah segera melakukan lockdown, menurut Saleh, adalah ahli dari Universitas Indonesia (UI). Namun ia tidak menyebutkan nama ahli tersebut.
“Saya membaca salah satu postingan medsos salah seorang ahli virus UI. Dengan tegas, dia menyatakan agar Indonesia segera melakukan lockdown. Katanya, itu salah satu cara untuk memudahkan penanganan masalah pandemik seperti ini,” kata Saleh.
Menurut Saleh, usulan lockdown tak ada kaitannya dengan politik. Hal itu murni atas nama kemanusiaan untuk melindungi masyarakat dari corona yang sudah menjadi pandemik global.
Desakan lockdown juga nyaring disuarakan netizen di media sosial. Saking ramainya, #LockDownIndonesia cukup lama bertengger di puncak trending topic Twitter Indonesia. Lebih 23.000 kicauan terkait hal tersebut.
Lockdown Zaman Rasulullah
Lockdown memiliki arti yang sama dengan isolasi. Isolasi terkait pencegahan suatu wabah ternyata pernah terjadi di zaman Rasulullah SAW. Di zaman Rasulullah pernah terjadi wabah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya.
Kala itu, Rasulullah memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami kusta atau lepra. Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya untuk tidak dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah. Dan sebaliknya, jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar.
Dikutip dalam buku berjudul “Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW: Belajar Hidup Melalui Hadis-hadis Nabi” oleh Nabil Thawil, di zaman Rasulullah jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, Rasulullah memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari permukiman penduduk.
Tha’un sebagaimana disabdakan Rasulullah adalah wabah penyakit menular yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang menyerang tubuh manusia.
Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadis disebutkan janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.
Wapres Nilai Belum Perlu
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menilai lockdown belum perlu diberlakukan di Indonesia. “Belum ada semacam zona-zona penutupan. Belum kita, belum perlu. Pemerintah belum menganggap perlu,” ujarnya.
Ma’ruf mengatakan pemerintah tak ingin mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan kepanikan di masyarakat. Sebab, dampak yang timbul karena adanya kepanikan bisa berbagai macam. “Sehingga bisa menimbulkan dampak yang kepanikan tadi, nanti dampaknya bermacam-macam dan ke mana-mana,” tuturnya.
Menurut Ma’ruf, saat ini pemerintah masih melakukan penanganan corona. Masyarakat yang merasa kurang sehat juga diminta memeriksakan diri.
“Saya kira belum ke sana (lockdown). Sifatnya itu penanganannya, itu masih sebatas bagi mereka yang memang memiliki itu. Kita terus anjurkan mereka terus memeriksakan diri, sehingga bisa diketahui,” katanya. (wip)
Sumber: Detik.com, Antaranews.com